SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengenakan busana jas dan setelan celana kain warna putih di rumah Lodji Besar Jalan Makam Peneleh No.46, Kecamatan Genteng, Sabtu (30/7) siang. Lengkap dengan peci warna hitam, Eri Cahyadi masuk ke sebuah ruangan kecil di rumah itu.
Ternyata ia sudah ditunggu kru dari TVRI dan Komunitas Begandring Soerabaia untuk syuting film. Eri Cahyadi dipilih oleh kru film untuk memerankan sosok Presiden RI pertama Ir Soekarno.
Ketika di lokasi pengambilan gambar, ia tampak santai dan percaya diri memerankan tokoh proklamator kemerdekaan RI itu. Meskipun demikian, ia mengaku gugup ketika proses syuting berlangsung.
“Memerankan sosok Presiden Sukarno ini ndredeg (gugup) merinding. Karena Bung Karno ini seorang pejuang yang memiliki kharisma yang sangat luar biasa,” katanya.
Selain memiliki kharisma, ujar Eri Cahyadi, yang membuat gugup yakni semangat Bung Karno kala itu mengobarkan semangat untuk mengumpulkan para pejuang merebut kemerdekaan RI. Meski sedikit gugup, ia tak butuh waktu lama untuk menghafal naskah film dan gestur Presiden Soekarno.
“Tadi sempat kesulitan menirukan intonasi Presiden Soekarno, setelah diulang 15 menit mendengarkan suara beliau, akhirnya baru bisa lancar,” ujarnya.
Setelah seluruh proses syuting selesai, Eri mengobrol dengan para kru film dan Komunitas Begandring Soerabaia. Saat itu, ia sempat berdiskusi membahas sejarah Soekarno dan potensi wisata di kawasan Peneleh.
Dengan adanya pembuatan film bergenre dokumenter drama ini, ia berharap bisa dijadikan sarana informasi sejarah, bahwa asal usul Soekarno itu dari Kota Surabaya. Diketahui, pada 6 Juni 1901 saat itu Bung Karno lahir di Jalan Pandean IV No. 40 Surabaya.
“Beliau meniti ilmu di rumah H.O.S Tjokroaminoto, bahkan ia juga sempat mempersunting putrinya Pak H.O.S Tjokroaminoto dan itu ada di Surabaya. Ketika film ini nanti ditampilkan, masyarakat akan tahu, bahwa semangat perjuangan kita, darah kita, adalah darah pejuang,” jabar dia.
Ia pun lantas menyampaikan pesan kepada warga dan Arek – Arek Suroboyo untuk tidak lupa dan meneladani semangat para tokoh perjuangan. Agar ke depan bisa merdeka dari kemiskinan, kebodohan serta pengangguran dan sebagainya.
“Harusnya karakter arek Suroboyo seperti para pejuang. Kalau zaman dulu itu melawan penjajah, sekarang kita merebut kemerdekaan dari pengangguran, kemiskinan dan kebodohan. Mari bersama – sama menjadi lebih baik dan tidak kenal kata menyerah,” imbuhnya. (ST01)