SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi membeberkan sejumlah strategi yang telah dilakukan Pemkot Surabaya. Mulai dari penanganan Covid-19 dengan melibatkan seluruh stakeholder, reformasi birokrasi, pembangunan SDM, hingga pemberdayaan ekonomi kerakyatan melalui program padat karya.
“Untuk membangun kota harus diawali dengan hati, mengembalikan gotong-royong, serta saling bantu,” ujarnya.
Hal ini disampaikannya saat menerima kunjungan peserta Studi Strategis Dalam Negeri (SSDN) Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI, Selasa (5/7). Studi tersebut merupakan bagian dari kunjungan lapangan Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXIV tahun 2022.
Eri menyatakan tak menginginkan Surabaya menjadi kota kapitalis. Karenanya, ia kerap menegaskan kepada warganya bahwa membangun sebuah kota harus dengan gotong-royong.
“Ketika kota ini berhasil, yang berhasil adalah seluruhnya. Semua elemen masyarakat,” katanya kembali.
Menurutnya, gotong-royong merupakan bagian yang tak bisa terpisahkan. Baik itu membangun SDM warga, mengatasi pengangguran, bayi stunting, gizi buruk, serta memutus kemiskinan.
“Karena itu seluruh aset pemkot kita gunakan untuk kepentingan umat. Apakah itu dengan kerja sama pihak ketiga (yang bekerja orang Surabaya), atau orang Surabaya yang langsung memanfaatkan aset itu,” papar dia.
Eri memastikan, strategi yang telah dilakukan ini bertujuan bagaimana target mengentas Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) segera tercapai. “Yang pasti bagaimana target kita orang yang di Surabaya masuk MBR itu bisa memiliki pekerjaan dan dia mendapat penghasilan Rp 4 juta per bulan,” pungkasnya. (ST01)