SURABAYATODAY.ID, MOJOKERTO – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak meminta Program Pendidikan (Prodi) Perbankan Syariah untuk selalu mengikuti perkembangan keuangan termasuk financial technology (Fintech). Menurutnya, mengikuti perkembangan dunia keuangan adalah hal penting yang harus dilakukan semua orang yang fokus pada bidang tersebut, termasuk para mahasiswa yang mengambil Prodi Perbankan Syariah.
Hal ini diungkapkannya saat Wagub Emil Dardak menjadi pemateri pada Seminar Islamic Banking Fastival & Seminar yang dilaksanakan Himpunan Mahasiswa Prodi Perbankan Syariah Institut Pesantren KH. Abdul Chalim, Pacet, Kabupaten Mojokerto, Minggu (7/11) pagi. “Saya pikir ini tema yang sangat baik karena dalam mengembangkan Prodi Perbankan Syariah harus selalu up to date dengan perkembangan terkini di keuangan termasuk perkembangan fintech,” katanya.
Emil mengatakan, ketika para mahasiswa dan milenial mengikuti perkembangan dunia keuangan dan fintech, diharapkan mampu memberikan pemahaman yang baik dan lebih kepada masyarakat luas. Karena saat ini, lanjutnya, sedang marak platform kredit atau pinjaman online (pinjol).
“Hari ini akan memberikan sebuah perspektif yang baru mengenai apa yang terjadi akhir-akhir ini banyak yang ketukar mengenai fintech. Orang pikir fintech itu hanya pinjol,” jelasnya.
Lebih lanjut Wagub Emil menjabarkan, kebanyakan platform pinjol ini menawarkan kemudahan dalam mengajukan pinjaman. Namun di sisi lain, pinjol ini bunganya sangat tinggi dan selalu menggunakan ancaman yang meneror penggunanya.
“Orang pikir fintech itu mirip dengan rentenir online,” imbuhnya.
Emil mengungkapkan, fintech lebih dekat dengan perbankan syariah. Karena mampu mendekatkan apa yang dimiliki pemodal dan apa yang menjadi kebutuhan pengusaha atau orang yang membutuhkan bantuan modal.
Dalam fintech, pemodal akan mengetahui kemana uang atau modal yang diberikan akan disalurkan. Hanya saja diperlukan akad yang lebih jelas.
“Nah ini kan prinsip-prinsip keterbukaan, ini yang seharusnya membawa efisiensi bukan malah menambah beban bagi masyarakat,” ungkapnya.
Ia berharap agar para akademisi dan mahasiswa di Institut Pesantren KH Abdul Chalim Mojokerto ikut ambil bagian dan berkontribusi terhadap perkembangan perbankan syariah di Jawa Timur dan Indonesia. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan pemahaman terkait perbankan syariah ataupun fintech kepada masyarakat.
“Nah ini yang mudah-mudah bisa diwujudkan oleh Insan di Institut Kyai Haji Abdul Halim ini untuk kemudian bisa mendorong solusi dan inovasi, terobosan berbasis digital dalam mendorong perbankan syariah,” harapnya. (ST02)