Surabayatoday.id, Surabaya – Mendukung pertumbuhan dan kemajuan ekosistem kesehatan di Indonesia, Siloam Hospital Group (SHG) siap membuka dan mengoperasikan rumah sakit ke-40 di Surabaya bernama RS Siloam Cito. Meski mendapat penolakan, namun pihak SHG optimistis rumah sakit itu akan menjadi rumah sakit komprehensif bertaraf internasional. SHG telah menyiapkan layanan kesehatan, peralatan, dan tenaga medis yang terbaik.
Head of Public Relations SHG Danang mengatakan meski fasilitas kesehatan tersebut berada dalam kawasan mixed use City of Tomorrow (Cito), namun akses, fasilitas, dan infrastrukturnya terpisah dan independen. Tak hanya itu, menurut dia, fisik dan sistem kelistrikan, genset, HVAC, sistem gas medis, sistem STP/IPAL juga terpisah.
“Sebagai RS darurat yang menangani pandemi Covid 19, rumah sakit ini secara fisik sudah siap untuk dibuka, dan sudah siap operasional dengan 185 tempat tidur (TT) dengan jumlah ICU 15 TT,” ungkapnya.
Ia menjelaskan rumah sakit ini ini dilengkapi dengan sistem negative pressure khusus untuk penanganan pasien Covid-19. Rumah sakit juga memiliki pintu akses tersendiri serta elevator tersendiri atau terpisah.
“Terkait limbah pembuangan medis, limbah cair, dan TPS B3, RS Siloam Cito sudah memiliki sistem terpisah dan mengimplementasikan standar tinggi untuk operasional RS,” terangnya.
Diungkapkannya, meskipun baru, rumah sakit darurat ini didukung sepenuhnya secara total dan intensitas oleh SHG yang sudah terbukti selama lebih dari 25 tahun dengan mengoperasikan 39 RS secara nasional. Dikatakan, total tenaga medis dan tenaga pendukung lainnya di jaringan SHG mencapai lebih dari 15 ribu orang.
Secara fisik dan peralatan medis juga tidak perlu diragukan karena semua sudah terencana dan dipersiapkan dengan baik. RS Siloam tersebut, kata Danang, merupakan RS ke-40 dari SHG yang akan dibuka dan mendapatkan manfaat dari pengalaman SHG selama lebih dari 25 tahun itu.
Sehingga, lanjut dia, pada saat dioperasionalkannya rumah sakit ini nanti, seluruh sistem sudah siap. “RS ini sudah terjamin standar kualitas dan pelayanan medisnya. SDM juga terjamin, tidak perlu diragukan lagi”, ucap Danang.
Tentang bahwa rumah sakit itu dibangun di kawasan pusat perbelanjaan, Danang mengatakan pihaknya juga sudah berpengalaman menangani hal itu. “Ini bukan pertama kali RS berada di dalam mixed use. Karena di luar negeri, khususnya di kota-kota padat penduduk, hal itu lazim,” papar Danang.
Bahkan ia menyebut di Indonesia, Siloam sudah membangun rumah sakit juga di kawasan yang berdekatan dengan tempat publik. Ia menyebut di Bogor, Bekasi, Jember, Jogjakarta, Medan, Palembang dan Jakarta.
Terkait dengan penolakan, ia menjelaskan hingga saat ini pihak Siloam masih melakukan sosialisasi mendalam dengan tenant dan penghuni apartement Cito. Hal itu sesuai arahan Plt Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana. (ST01)