Surabayatoday.id, Surabaya – New Man kembali beraksi. Ikon ‘New Man, Biasakan yang Tidak Biasa’ yang diciptakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya atau Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya ini, Senin (4/1) blusukan ke pasar.
Ada dua lokasi yang didatangi, yakni Pasar Kapasan dan dilanjutkan ke Pasar Pabean. Sebelumnya New Man juga telag keliling di Kebun Binatang Surabaya (KBS) dan Mal Tunjungan Plaza (TP) pada 1 Januari 2021 lalu.
Begitu tiba di Pasar Kapasan, ikon unik yang terkenal dengan kepala plontos dan perut buncit itu langsung berkeliling. Ikon yang diperankan oleh Camat Sawahan M. Yunus itu langsung menyita perhatian para pengunjung dan pedagang. Bahkan, mereka langsung mengabadikan momen datangnya sosok New Man yang memakai pakaian hijau dengan kaos tangan dan sepatu orange serta memakai masker itu.
Dengan memakai pengeras suara, New Man sosialisasikan protokol kesehatan. Uniknya ia dengan menggunakan Bahasa Madura, karena di pasar tersebut mayoritas pedagang dan pembeli berasal dari Madura.
“Minta tolong gih, angguy maskerra, jek bukka. Jek apolkompol, jeghe jarakna, ben abecco ngangguy sabun. Tore padhe ajege ben disiplin, sopaje corona atau Covid-19 paneka bisa cepat elang. (Minta tolong ya, ayo pakai maskernya, jangan dibuka. Jangan kumpul-kumpul, dijaga jaraknya, dan jangan lupa cuci tangan pakai sabun. Mari kita bersama-sama menjaga dan disiplin, supaya Covid-19 ini bisa cepat hilang),” kata New Man secara terus.menerus di dalam pasar.
Selain mensosialisasikan protokol kesehatan, ia juga membagi-bagikan masker kepada para pedagang dan pengunjung pasar yang tidak memakai masker atau pakai masker scuba. Sejumlah pedagang dan pengunjung itu pun terlihat girang ketika mendapatkan masker itu.
Ia tak sungkan masuk ke dalam pasar untuk mensosialisasikan protokol kesehatan itu.“Tore jek loppae, angguy maskerra. Lastari ade’er langsung angguy maskerra. Tore Pak, Bu, kaule minta tolong. (Ayo jangan lupa, dipakai maskernya. Setelah makan langsung dipakai maskernya. Ayo Pak, Bu, saya minta tolong),” ujarnya.
Seusai sosialisasi, Sang New Man mengatakan bahwa dirinya terus berupaya mensosialisasikan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19 ini. Tujuannya, supaya masyarakat terus ingat dan tidak kendur menerapkan protokol kesehatan.
“Saya berharap dengan kostum seperti ini dapat membekas diingatan masyarakat, yang paling penting pula warga bisa menjadi New Man di keluarga dan lingkungannya masing-masing. Ketika ingat New Man, saya harap mereka ingat dan patuh terhadap protokol kesehatan,” kata Yunus.
Ia juga memastikan bahwa ikon New Man itu merupakan ide Bu Risma yang diterjemahkan oleh Wakil Sekretaris IV Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya yang sekaligus Kepala BPB Linmas, Irvan Widyanto. Karenanya, Yunus memastikan bahwa dirinya akan terus keliling ke berbagai lokasi di Surabaya demi mensosialisasikan protokol kesehatan.
“Jadi, tidak hanya di tengah kota yang akan menjadi sasaran, tapi juga berbagai lokasi lainnya yang kami kira perlu untuk didatangi,” tegasnya.
Sementara itu, salah satu pedagang Pasar Kapasan Hadi Susilo (45 tahun) mengatakan, sebagai warga Kota Surabaya dan sebagai pedagang di Pasar Kapasan, ia mengaku bangga dengan adanya ikon New Man yang lahir di Kota Pahlawan ini. Ia mengaku awalnya ikon New Man itu adalah tokoh kartun, tapi ternyata benar ada orangnya dan yang paling mengagetkan ternyata yang jadi ikon New Man itu adalah camat.
“Antara orangnya dan kartunnya yang beredar selama ini persis, ternyata perutnya beneran buncit. Saya bangga sekali tokoh New Man buatan Pemkot Surabaya ini sangat kreatif. Mungkin ini satu-satunya di Indonesia,” kata Hadi.
Menurutnya, ikon New Man semacam ini sangat efektif untuk menyampaikan pesan supaya warga selalu patuh protokol kesehatan. Bahkan, ia mengaku tokoh ini sangat mengena dan sangat membekas di benak masyarakat Surabaya.
“Semoga warga selalu ingat New Man, ingat New Man tentu ingat protokol kesehatan,” pungkasnya. (ST01)