Surabayatoday.id, Surabaya – Komunitas Jogo Suroboyo (Jogoboyo) bertemu dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Jumat (16/10). Dalam pertemuan itu, Jogoboyo menyatakan tidak ingin fasilitas publik di Surabaya dirusak. Mereka siap menghadang dan menghadapi jika ada demo yang anarkis.
Menanggapi hal itu, Wali Kota Risma meminta kepada mereka untuk tidak gegabah. Risma juga berpesan jangan sampai berurusan dengan pihak kepolisian dengan menghadapi demonstran yang anarkis itu.
Menurutnya, ia tidak rela jika arek-arek Surabaya harus berurusan dengan hukum. Sebab, ia mengaku membangun Surabaya ini dengan warga dan demi arek-arek Surabaya supaya berkehidupan yang aman dan nyaman.
“Pasti ada cara lain untuk menghadapi mereka. Ayo kita pikirkan bersama-sama.,” katanya.
Wali kota perempuan pertama di Kota Pahlawan ini mengaku pula sangat mengerti apa yang dirasakan Komunitas Jogoboyo. Tetapi baginya, bermasalah dengan hukum harus dihindari.
“Saya mengerti dan paham tujuan kalian, tapi jangan sampai rela hilang atau bermasalah dengan hukum. Saya tidak rela,” katanya sambil matanya berkaca-kaca.
Presiden UCLG ASPAC ini juga sangat mengapresiasi dan mengaku senang serta bangga dengan semangat mereka untuk menjaga Surabaya. Bahkan, ia juga menitipkan anak-anak Surabaya supaya tidak ikut-ikutan dengan ajakan yang menyesatkan itu.
“Saya senang sekali dengan semangat kalian untuk menjaga Surabaya, supaya orang luar tidak seenaknya merusak kota ini. Tapi sekali lagi jangan sampai bermasalah dengan hukum, karena kalian punya istri, anak dan saudara,” lanjutnya.
“Saya bangun kota ini untuk kesejahteraan warga, jadi ayo bersama-sama jogo Suroboyo,” katnya kembali.
Sebelumnya Kusnan, Koordinator Jogoboyo mengatakan kmunitas ini terbentuk karena arek-arek Suroboyo ini merasa tidak tega karena melihat Wali Kota Risma malam-malam turun langsung ke jalan membersihkan sampah-sampah dan barang-barang yang dirusak oleh masa demo anarkis beberapa waktu lalu. “Jadi, hati arek-arek Suroboyo ini menangis, tidak tega melihat Bu Risma hingga larut malam membersihkan sampah-sampah aksi anarkis, yang ternyata mereka itu bukan arek Suroboyo, tapi berasal dari luar kota,” katanya.
Ia juga menegaskan bahwa silakan menggelar aksi demonstrasi di Kota Surabaya, karena itu hak yang dilindungi oleh undang-undang. Namun, kalau demonstrasi anarkis dan merusak fasilitas umum Surabaya, maka warga Surabaya yang tergabung dalam komunitas ini siap menghadang.
“Siapapun itu, silakan aksi di Surabaya. Tapi kalau sampai merusak kota ini, maka harus berhadapan dengan kami,” tegasnya. (ST01)