Surabayatoday.id, Surabaya – Rapid test dan swab test makin gencar dilakukan Pemkot Surabaya. Setelah merazia lokasi yang jadi tempat kerumunan, misalnya di taman atau kafe, kini tes yang sama dilakukan dengan sasaran tempat usaha.
Terbaru, tes swab masal ini juga digelar dengan sasaran tukang cukur rambut, barbershop, salon maupun klinik kecantikan.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan profesi atau pekerjaan yang bersentuhan langsung dengan konsumen diusahakan untuk dites swab, termasuk tukang pijat. Sebab mereka kontak atau bersentuhan langsung dengan konsumen.
“Jadi tahapannya kita data dulu di masing-masing kecamatan berapa jumlahnya. Setelah itu, kita koordinir baru ditentukan lokasinya di mana,” kata Risma, Minggu (27/9).
Ia menjelaskan para pekerja tersebut langsung dilakukan tes swab atau tidak melewati tahapan rapid test terlebih dahulu. Alasannya, di Kota Pahlawan ini jumlah para pekerja atau pegawai tersebut jumlahnha tidak terlalu banyak di setiap kecamatan.
“Jjumlah tiap kecamatan itu ada sekitar 30-60 pelaku usaha. Jadi tidak terlalu banyak, makanya kami langsung lakukan swab. Tetapi jumlah ini tidak termasuk dengan yang Surabaya tengah karena banyak mal,” ungkap dia.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya, Irvan Widyanto mengatakan untuk program tersebut sudah mulai dilaksanakan beberapa hari lalu. Salah satu yang sudah berjalan yakni di parkiran mobil Tunjungan Plaza, Jalan Embong Malang yang diikuti oleh kurang lebih 130 orang.
“Mereka terdiri dari karyawan barbershop, salon dan klinik kecantikan yang berada di mal itu. Ini akan terus dilakukan di beberapa tempat lainnya. Jadi, semuanya on progres,” kata Irvan.
Ia menjelaskan, awalnya target untuk mal tersebut berjumlah 125 orang. Ternyata, antusias warga justru sangat baik hingga akhirnya jumlah pegawai yang ikut melebihi kapasitas yakni total 130 orang.
“Alhamdulillah tidak ada kendala semua berjalan lancar. Untuk hasilnya diberikan sekitar 3-6 hari. Mereka akan dihubungi melalui nomor telepon masing-masing,” urainya.
Kepala BPB Linmas Kota Surabaya ini menambahkan, jika nantinya terdapat pegawai yang dinyatakan positif, maka khusus warga domisili dan ber-KTP di Surabaya akan dikarantina di Hotel Asrama Haji. “Nanti akan dikoordinasi oleh masing-masing-masing puskesmas. Tetapi untuk warga non-Surabaya tempat karantinanya di RS Lapangan,” jelas mantan Kasatpol PP ini. (ST01)