SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali berhasil membuat inovasi yang kreatif, yakni dengan menciptakan motor elektrik modular bernama Saka. Kendaraan roda dua ini diciptakan oleh Jonathan Philbert, alumnus Desain Produk Industri (Despro) ITS guna memudahkan masyarakat dalam beraktivitas dan menyokong perkembangan moda transportasi nasional.
Pemuda yang akrab disapa John itu menuturkan bahwa Saka merupakan produk motor elektrik yang memiliki tujuan untuk memudahkan masyarakat dalam beraktivitas. Saka sendiri memiliki arti kokoh dalam bahasa Jawa yang merupakan bentuk penegasan akan unggulnya kualitas motor modular karya wisudawan sarjana terbaik ITS pada Wisuda ke-130, September lalu itu.
Dijelaskannya, ide awal terciptanya Saka berasal dari keresahan salah satu pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) asal Kota Bandung bernama Jinggowati. Sebagai UMKM yang bergerak di bidang makanan dan minuman, Jinggowati mengalami kesulitan dalam memilih moda transportasi.
“Kesulitan ini disebabkan karena tidak adanya moda transportasi yang 100 persen cocok untuk proses bisnis Jinggowati,” papar pemuda asal Bandung ini.
Lebih lanjut, John mengungkapkan bahwa Jinggowati memerlukan moda transportasi yang memungkinkannya untuk membawa barang dengan bobot berat dan bentuk bervariasi. Kondisi ini didesak oleh salah satu aktivitas bisnis Jinggowati, yakni mengantar pesanan terkostumisasi. Selain dua kriteria tersebut, moda transportasi yang diharapkan oleh Jinggowati juga harus bisa melewati jalan-jalan sempit seperti pasar dan lorong.
Guna menjawab keresahan tersebut, John merancang Saka sebagai sebuah kendaraan roda dua dengan fungsi penyimpanan yang ukurannya dapat diganti-ganti. Menggunakan tiga komponen utama yakni modular frame, quick release attachment clape, dan modular storage system, John membuat fungsi modular yang ada pada motor dapat dirasakan dari rangka sampai ke bagian penyimpanan. Sehingga menjadikan Saka sebagai motor berpredikat fleksibel.
Dengan adanya ketiga komponen tersebut, Saka dapat mencakup semua aktivitas bisnis yang dilakukan oleh UMKM Jinggowati dalam hal transportasi. Hasilnya, Saka dapat mengangkut barang hingga kapasitas 80 kilogram dengan bentuk yang bervariasi dan mampu meliuk-liuk melewati lorong sempit tanpa kesulitan sedikitpun.
Sebagai sepeda listrik, Saka juga mampu menempuh jarak 130 kilometer dengan kecepatan maksimal 95 kilometer per jam. John juga menyebutkan bahwa Saka sudah didesain dengan menimbang fitur keselamatan dan kenyamanan seperti ergonomi, kekuatan rangka, kemudahan akses pengguna, dan daya tahan baterai.
Inovasi ini pun telah meraih juara pada ajang Indonesia Industrial Design Student Award (IIDSA) 2024, beberapa waktu lalu. “Pertimbangan tambahan ini mungkin menjadi salah satu nilai plus yang membuat saya akhirnya bisa mengamankan predikat terbaik kategori User Friendly Design Solution di IIDSA 2024,” tutur mantan finalis Duta ITS 2022 ini.
Ke depan, John berharap Saka tidak hanya menjadi modular electric motor yang membantu UMKM Jinggowati saja, tetapi juga dapat menjadi solusi bagi semua aktivitas masyarakat. Selain itu, dengan berhasilnya Saka sebagai solusi bagi UMKM Jinggowati, John juga berharap motor elektrik ciptaannya dapat diproduksi secara berkelanjutan. (ST05)