SURABAYATODAY.ID, JAKARTA – PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) melalui Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) meluncurkan buku “Eastern Indonesia For The World, The Story of Eastern Indonesian Food Commodities” pada ajang Trade Expo Indonesia (TEI) 2023. Peluncuran ini di bawah payung Program Keberlanjutan “Sampoerna Untuk Indonesia” bekerja sama dengan Yayasan Business & Export Development Organization (BEDO) serta Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Didi Sumedi menyambut baik peluncuran buku ini. “Ini merupakan salah satu upaya meningkatkan ekspor dari Indonesia Timur. Buku ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat umum dalam meningkatkan ekspor dari Indonesia Timur,” ujarnya.
Untuk diketahui, buku Eastern Indonesia For The World, The Story of Eastern Indonesian Food Commodities ini memiliki tebal 140. Secara garis besar, buku terbagi dalam dua bagian besar.
Pertama, memuat kisah ekspor komoditas Indonesia Timur sejak abad 15, periode kolonialisme hingga pasca kemerdekaan. Kedua sekaligus mendapatkan porsi paling besar berisikan gambaran potensi dan aktivitas ekspor komoditas setiap provinsi yang dilengkapi dengan kontak dan alamat para pelaku UMKM ekspor.
Terdapat 13 provinsi di Indonesia Timur yang diulas pada buku ini mulai dari Bali hingga Papua Barat. Ke depan, data pelaku UMKM yang sudah melakukan ekspor dan potensial bakal terus diperbarui, sehingga calon pembeli mendapatkan lebih banyak pilihan dari sisi pelaku dan komoditas.
Buku ini juga menjadi kontribusi nyata Sampoerna untuk mendorong produk komoditas dan UMKM asal Indonesia Timur. Seperti, cengkih, vanila, moringa, dan jahe untuk bisa ekspor atau go global.
“Karena itu, buku ini bisa sebagai rujukan buyer yang mencari produk komoditas asal Indonesia Timur,” terang Didi.
“Buku ini juga dapat menjadi katalog bagi pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan terkait untuk memahami potensi komoditas andalan yang bisa diekspor, lengkap dengan eksportir dan para UMKM,” tambahnya.
Sementara itu Kepala Urusan Eksternal PT HM Sampoerna Tbk. Ishak Danuningrat mengatakan bahwa Sampoerna terus berkomitmen mengembangkan UMKM melalui program Sampoerna Untuk Indonesia. Dikatakan, pendampingan kepada UMKM merupakan bagian dari konsistensi Sampoerna untuk menciptakan nilai tambah jangka panjang bagi pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal, termasuk UMKM.
Menurutnya, Indonesia Timur punya sejarah panjang untuk ekspor komoditas, seperti cengkeh, kopi, vanili, coklat dan lainnya. “Sampoerna melalui SETC selalu aktif mendorong lahirnya wirausaha muda, membantu UMKM lebih maju dan ambil bagian dalam rantai pasok global melalui ekspor,” ungkapnya.
Adapun SETC adalah program pelatihan dan pendampingan kewirausahaan terintegrasi yang hadir sejak 2007. Tujuannya ialah mengembangkan UMKM Indonesia agar dapat lebih berdaya saing dan mandiri.
SETC memiliki lahan seluas 27 hektare di Pasuruan, Jawa Timur. SETC aktif memberikan pelatihan terpadu kewirausahaan mulai dari soft skill hingga hard skill guna meningkatkan kapasitas dan membantu UMKM semakin maju.
Salah satu kegiatan yang dijalankan SETC ialah pelatihan serta pendampingan bagi UMKM yang akan mengekspor produknya. Hingga sejauh ini, SETC telah memberikan pelatihan kewirausahaan kepada lebih 67 ribu peserta dari seluruh Indonesia. Selain pelatihan, SETC juga memfasilitasi riset terapan, pendampingan dan jejaring pasar, konsultasi usaha, serta jejaring UMKM.
Tentang buku ‘Eastern Indonesia For The World, The Story of Eastern Indonesian Food Commodities’ Ishak menyatakan menjadi salah satu cara Sampoerna memperkenalkan kembali potensi komoditas dari setiap provinsi di Indonesia Timur lengkap dengan para pelaku UMKM. “Sampoerna yakin melalui kolaborasi multipihak dapat membantu UMKM semakin maju dan ambil bagian dalam rantai pasok global,” ujar Ishak.
Sementara itu, Ketua Yayasan BEDO Jeff Kristianto mengatakan bahwa buku ini berangkat dari kepedulian SETC dan BEDO untuk melahirkan UMKM yang mampu ekspor dari wilayah Indonesia Timur. Disampaikannya, SETC dan BEDO punya semangat yang sama yakni ingin mendorong anak muda menjadi eksportir-eksportir baru, wirausaha muda baru sekaligus mendukung program pemerintah untuk peningkatan ekspor.
“Pemerintah sudah menggalakkan Spice Up To The World dan komoditas dari Indonesia Timur sebenarnya sangat banyak dan terkenal, cuma tidak banyak eksportir dari sana,” ujarnya.
Jeff menuturkan buku ini diharapkan menjadi living document dan akan dikirimkan kepada atase perdagangan dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC); kedutaan negara sahabat di Tanah Air, sehingga dapat memberikan informasi sekaligus membuka peluang akses pasar ke luar negeri. “Harapan besarnya adalah ekspor Indonesia bisa meningkat. Selain itu, buku ini bisa dikenal dan menjadi panduan bagi buyer yang mencari komoditas dari Indonesia Timur,” jelasnya.
Dalam proses penyusunan buku, SETC dan BEDO bekerja sama dengan Kemendag, para UMKM menjadi Duta Ekspor Indonesia Timur untuk mengumpulkan data-data relevan terkait komoditas ekspor.
Program Duta Ekspor Indonesia Timur merupakan kolaborasi SETC dan BEDO untuk mendorong pelaku UMKM melakukan ekspor. Pada ajang TEI 2023, SETC dan BEDO juga membawa empat Duta Ekspor Indonesia Timur untuk bisa berinteraksi langsung dengan calon buyer. (ST01)