SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menekankan pentingnya gotong royong seluruh elemen strategis dalam mewujudkan desa tangguh untuk menekan risiko bencana. Hal ini disampaikan Gubernur Khofifah terkait momentum peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional setiap 26 April dengan tema “tingkatkan ketangguhan desa, kurangi risiko bencana”.
“Ketangguhan itu akan membentuk resiliensi. Di mana pada upaya juga diperlukan sosialisasi, edukasi dan pelatihan secara masif,” ungkap Gubernur Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Kamis (27/4).
Kegotongroyongan ini dapat diwujudkan apabila masyarakat mendapatkan pelatihan, edukasi dan sosialisasi berkaitan dengan kesiapsiagaan bencana. Sebab ini merupakan pelajaran dan upaya berkelanjutan dari lini paling bawah.
“Jadi tidak hanya dapat sekali pelajaran lalu selesai. Tapi ini adalah bekal bagi kita semua untuk mengantisipasi jika terjadi bencana,” katanya
Karenanya, tim BPBD di masing-masing kabupaten/kota diharapkan memberikan edukasi dan sosialisasi kepada titik-titik yang berpotensi rawan bencana. Kegiatan sosialisasi, edukasi dan pelatihan harus dilakukan sesering mungkin. Mengingat Jawa Timur merupakan wilayah ring of fire.
“Kalau kegiatan ini rutin, ketika bencana datang kita akan lebih siap dan sigap dalam bertindak,” tegas Khofifah.
Ia juga berharap budaya tangguh bencana akan muncul di masyarakat. “Ini akan berdampak pada pengurangan risiko bencana. Sehingga, mewujudkan budaya tangguh bencana di masyarakat menjadi penting,” tukasnya. (ST02