SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Operasi pasar komoditi beras terus gencar dilakukan Pemkot Surabaya. Puluhan ton beras hampir tiap hari digelontorkan ke pasar tradisional.
Salah satunya yang dilakukan Senin (13/2). Dalam operasi pasar untuk menstabilkan harga kebutuhan pokok itu, hari ini digerojok 50 ton beras di sejumlah pasar tradisional yang tersebar di Kota Pahlawan yang berada di bawah pengelolaan PD Pasar Surya dan swasta.
Rinciannya, untuk pasar yang dikelola PD Pasar Surya, beras didistribusikan ke Pasar Gubeng Masjid (1 ton), Pasar Kendangsari (1 ton), Pasar Keputran Selatan (3 ton), Pasar Pacar Keling (1 ton), Pasar Pucang Anom (2 ton) dan Pasar Tambahrejo (3 ton). Pasar-pasar ini masuk dalam cabang timur.
Kemudian di wilayah cabang selatan, yakni Pasar Genteng Baru (3 ton), Pasar Kembang (3 ton), Pasar Wonokromo (13 ton), Pasar Bendul Merisi (3 ton), Pasar Dukuh Kupang (1,5 ton), Pasar Kupang Gunung (1 ton), Pasar Pakis (1 ton) dan Pasar Wonokitri (2 ton).
Sedangkan cabang utara, operasi pasar digelar di Pasar Pabean (2 ton), Pasar Pegirian (2 ton), Pasar Balongsari (2,5 ton), dan Pasar Dupak Bandarejo (2 ton).
Selain itu, operasi pasar beras murah ini juga digelar Pemkot Surabaya di dua pasar tradisional milik swasta. Yakni, di Pasar Soponyono dan Pasar Pahing Surabaya dengan masing-masing tersedia 1 ton.
Secara khusus Direktur Utama PD Pasar Surya Agus Priyo memantau distribusi beras dalam operasi pasar ini. Bersama Direktur Keuangan Sutjahjo, ia mendatangi Pasar Wonokromo. Selain melihat distribusi atau penjualan beras, keduanya juga berdialog dengan beberapa pedagang.
Menurut Agus Priyo, harga beras di pasar yang dikelola PD Pasar Surya stabil. Rata-rata harga beras medium yang dijual di pasar sekitar Rp 44 – 45 ribu per 5 kilogram.
“Jadi kurang lebih harganya sudah di bawah Rp 9 ribu dan maksimal Rp 9 ribu per kilogram. Seperti arahan dari Pak Wali Kota (Eri Cahyadi) agar beras-beras di Surabaya ini harganya terjangkau, tidak melebihi HET (Harga Eceran Tertinggi),” kata Agus Priyo.
Ia menerangkan untuk menjaga harga beras di Surabaya agar tetap stabil, PD Pasar Surya rutin berkoordinasi dengan setiap unit pasar. Selain itu, koordinasi dan sosialisasi juga dilakukannya dengan para pedagang.
“Supaya harga jual ke masyarakat atau end user-nya di harga maksimal Rp 45 ribu (per 5 kilogram),” ujarnya.
Agus Priyo mengungkapkan, bahwa sekarang ini pasokan beras dari Bulog disuplai per tiga hari sekali oleh Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah serta Perdagangan (Dinkopdag) Surabaya. Nah, untuk memangkas biaya transportasi, distribusi beras dari Bulog ke pasar menggunakan armada milik Pemkot Surabaya.
“Pasokan sudah kita hitung untuk per tiga hari. Kita koordinasi dengan Dinkopdag di bawah monitoring Pak Sekda (Sekretaris Daerah) langsung. Kami laporkan bahwa per tiga hari tolong kami disuplai sekian ton,” sebutnya.
Rata-rata dalam tiga hari sekali itu, Pemkot Surabaya menggelontorkan sekitar 40-50 ton beras. ”Jadi kalau kemarin (suplai) harian itu sekitar 10-12 ton. Karena itu kita minta per tiga harian, agar suplai demand (kebutuhan) kita juga menguji di situ, kebutuhan masyarakat dan sebagainya. Jadi kita minta (suplai) per tiga harian,” terangnya.
“Jadi kalau suplai demand (kebutuhan) terjaga, harapannya harga akan tetap di angka (maksimal) Rp 45 ribu per 5 kilogram,” sambungnya.
Karenanya, Agus Priyo kembali memastikan, bahwa harga dan stok beras yang dijual di pasar tradisional milik PDPS Surabaya saat ini stabil. Menurutnya, jumlah pasokan beras di Surabaya ini telah sesuai dengan permintaan atau kebutuhan dari masyarakat.
“Alhamdulillah, karena pasokan (suplai) cukup dan demand cukup. Harga di kisaran sekitar Rp 9 ribu per kilogram ini yang dijual di pasar milik PD Pasar Surya,” jelasnya. (ST01)