SURABAYATODAY.ID, ALEXANDRIA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa gerak cepat mengimplementasikan kerjasama antara Provinsi Jawa Timur dengan Provinsi Alexandria Mesir khususnya di bidang pendidikan.
Pada Rabu (23/11) lalu, Khofifah secara khusus berkunjung ke Bibliotheca Alexandrina di Kota Alexandria Mesir yang merupakan perpustakaan utama dan pusat beradaban dunia, guna menjajaki kerjasama dalam hal tukar menukar manuskrip naskah kuno karya ulama Jatim dan Indonesia atau turots.
Diterima langsung oleh Head of External Relation and Media Sector Bibliotheca Alexandrina Sherif Riad PhD di kesempatan tersebut Gubernur Khofifah menyerahkan sejumlah buku. Di antaranya yaitu Buku Kompilasi Karya Ulama Jawa Timur dan juga Katalog Karya Ulama Indonesia.
Buku-buku karya ulama yang diserahkan tersebut bersumber dari turots para ulama yang telah dilestarikan. Dimana tahapan pelestarian manuskrip/turots tersebut dilakukan dengan proses panjang mulai dari pencarian turots, alih media, alih aksara, alih bahasa, hingga penelitian/kajian yang selanjutnya dibukukan.
“Kami berharap akan ada kerjasama antara Provinsi Jawa Timur dengan Perpustakaan Alexandria, Bibliotheca Alexandrina. Karena di Jatim kami memiliki banyak manuskrip kuno yang kami harap bisa ada saling tukar menukar manuskrip dengan perpustakaan Alexandria,” terang Khofifah.
Ia berharap manuskrip karya ulama Indonesia termasuk Jawa Timur bisa dipamerkan di perpustakaan Bibliotheca Alexandrina. Menurutnya, hal itu sangat strategis karena akan menjadi wadah promosi literasi keislaman Indonesia. Bahwa sejatinya ulama Indonesia memiliki peran penting dalam pengembangan keilmuan dunia.
Tidak hanya itu, dijelaskannya, bahwa Pemprov Jatim memiliki rencana pembangunan Islamic Science Park yang di dalamnya juga direncanakan akan memiliki perpustakaan.
Rencana pembangunan Islamic Science Park ini telah mendapatkan persetujuan dari Presiden Joko Widodo. Sehingga Gubernur Khofifah berharap, dengan adanya kerjasama tukar menukar manuskrip dengan Bibliotheca Alexandrina, bukan karya ulama Indonesia yang dipamerkan, melainkan juga manuskrip kuno karya ulama dunia juga bisa dihadirkan.
“Sehingga kita ingin ada pengembangan jaringan repository digital manuskrip keislaman. Dengan adanya jaringan ini, pemustaka baik Jatim maupun Alexandria dapat mengakses repository tersebut,” tegasnya.
Selain karya ulama, prospek kerjasama Jatim dengan Bibliotheca Alexandrina juga terkait repository digital penelitian perguruan tinggi di Jatim dan penelitian mahasiswa Indonesia yang belajar di Mesir.
“Kami juga berharap agar ke depan ada sharing session rutin yang bisa kita laksanakan terkait dengan pengelolaan naskah-naskah kuno,” pungkas Gubernur Khofifah.
Sementara itu Head of External Relation and Media Sector Bibliotheca Alexandrina Sherif Riad PhD menyambut baik maksud dan tujuan kedatangan Gubernur Khofifah. Bahkan pihaknya antusias untuk segera menindaklanjuti apa yang digagas oleh Jatim.
“Mesir dan Indonesia memiliki hubungan yang sangat baik. Sehingga tidak ada alasan untuk tidak saling mendukung niat dan program baik yang telah direncanakan,” tegasnya. (ST02)