SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Ketua TP PKK Jawa Timur Arumi Bachsin menyampaikan keprihatinanya terkait masih banyak ditemukannnya masyarakat yang menomorduakan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Terlebih menurutnya, hal ini juga terkait dengan pengendalian gizi buruk dan stunting, yang saat ini program penurunannya tengah gencar dilakukan oleh TP PKK Jawa Timur.
“Kami dari PKK Jawa Timur juga terus menggencarkan pola hidup bersih dan sehat. Salah satu program kami yakni memberikan pemahamam edukasi terkait basic-basic perawatan gigi mulai dari usia anak-anak,” kata Arumi sapaan akrabnya, saat menghadiri talkshow Stovitimdex Dental Exhibition 2022, yang merupakan kegiatan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Unair Surabaya, di The Westin Hotel Surabaya, Jumat (30/9).
Lebih lanjut dirinya mengatakan, kesehatan gigi dan mulut itu perlu dijaga dan dirawat sebagai bentuk antisipasi kurang gizi. Kesehatan gigi dan mulut yag terjaga dapat meningkatkan kualitas hidup sehat, tentunya juga gizi yang dapat diserap dengan baik.
“Mulut dan gigi merupakan tempat masuknya semua makanan, dan kalau kualitas mulut dan gigi tidak baik, maka akan mempengaruhi pertumbuhan anak,” jelasnya.
Di sisi lain, Arumi yang juga Ketua Dekranasda Jatim tersebut menambahkan, jika anak memiliki masalah pada gigi maka otomatis juga memiliki pengaruh pada infeksi yang dapat terserap oleh tubuh.
“Biasanya kalau anak punya masalah dengan gigi, entah itu goyang belum waktunya kan lebih sakit. Kemudian patah gigi karena nggak hati-hati atau ada karies gigi biasanya anak itu giginya lebih ngilu. Kalau giginya sudah bermasala, untuk mengunyah enggak enak kan, anak-anak makannya jadi tambah malas. Oleh karena itu anak-anak juga memiliki pertumbuhan gigi yang krusial, sehingga momen tersebut makannya lebih sedikit,” paparnya.
Dengan sedikitnya mengkonsumsi makanan pada fase tersebut, Arumi menambahkan hal tersebut berpengaruh kepada berat badan anak. Oleh karena itu Arumi mengatakan, PKK Jawa Timur memiliki program Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Yakni selain memberikan edukasi cuci tangan dengan sabun, masyarakat juga diajarkan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut.
“Kalau PKK biasanya menggerakkan ibu-ibunya dengan memberikan edukasi, namun lebih kepada masalah teknik cara menyikat gigi yang baik dan yang benar. Cara menggosok juga,” jelas Arumi.
“Kalau kita (PKK) yang memberikan pengetahuan akan menjadi berbeda dengan dokter. Oleh karena itu sangatlah dibutuhkan kerjasama dengan masyarakat,” imbuhnya.
Dengan adanya program tersebut, Arumi juga mengapresiasi kolaborasi yang sering dilakukan oleh TP PKK Jawa Timur dengan para Dokter Gigi yang memberikan pelayanan dan edukasi.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri tanpa kontribusi para dokter gigi. Karena ini sangat membantu bagi kami yang tidak memiliki background medis,” tutup Arumii. (ST02)