SURABAYATODAY.ID, BOJONEGORO – Pemdes Tanggungan Kecamatan Boureno membangun jalan rigit beton. Hal tersebut sebagai upaya peningkatan kualitas jalan dan juga menunjang aktivitas ekonomi warga.
Pemdes membangun jalan rigit beton guna meningkatkan kondisi infrastruktur jalan dan menunjang roda ekonomi warga sebagai jalur lintas antar desa. Selain itu, jalan tersebut akan memudahkan dan melancarkan distribusi hasil pertanian.
“Alhamdulillah di tahun 2021 Desa Tanggungan dapat rigit beton dari BKD (Bantuan Keuangan Desa), yang dikerjakan di tahun 2022,” kata Kepala Desa Tanggungan Abdul Ghofur.
Ia menyatakan dengan jalan yang kini sudah bagus, akan memangkas biaya angkut hasil panen. “Jalan poros desa ini adalah akses infrastruktur yang dibangun untuk meningkatkan produksivitas pertanian. Akses jangkauan petani untuk mendistribusikan hasil pertanian mereka juga semakin mudah. Sekecil apapun bangunan fisik infrastruktur jalan akan sangat bermanfaat bagi warga,” tuturnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh warga Desa Tanggungan Faishol Fanani. Ia menceritakan dengan nada gembira bahwa dulu di Desa tanggungan kalau mau panen ongkos angkutnya mahal, karena harus beberapa kali angkut dari sawah sampai ke rumah.
“Jalan bagus juga mempermudah akses menjangkau area persawahan, karena memangkas cost produksi yang besar dan memberi manfaat untuk petani,” katanya.
“Harga jual padi pun lebih untung banyak karena sekarang sudah tidak pakai ngelansir, karena bisa langsung di angkut ke truk,” lanjut dia.
Selanjutnya, Darwadi warga Tanggunganyang lain mengatakan jalan poros desa tersebut sudah lama rusak dan sangat dinanti oleh masyarakat perbaikannya sejak lama. Karena jalan tersebut sangat strategis dilalui oleh warga antar desa.
“Selain bermanfaat untuk petani dan warga kalau mau ke pasar, jalan ini juga dilalui anak anak kalau sekolah,” ucapnya.
Sedangkan Zaenuri, warga Desa Tanggungan lainnya menerangkan sangat merasakan manfaat dari pembangunan jalan rigit beton itu. Ia menceritakan sebelum diperbaiki, selama ini jalan desa sering terkena banjir dan menghambat mobilitas warga.
“Saya setiap hari melintasi jalan ini. Dulu kalau mau ke Boureno memerlukan waktu yang lama, sekarang tidak lagi,” kata Zaenuri. (ST10)