SURABAYATODAY.ID, BOJONEGORO – Pohon pisang tumbuh subur di wilayah beriklim tropis seperti Indonesia. Kabupaten Bojonegoro salah satunya, banyak menjumpai berbagai jenis pohon pisang di ladang atau pekarangan milik warga.
Selain buah dan daun, pohon pisang ternyata juga memiliki manfaat yang lain. Salah satunya yakni bagian pelepahnya yang dapat dimanfaatkan menjadi kerajinan tangan bernilai guna.
Menangkap hal tersebut, Pemkab Bojonegoro melaui Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja melaksanakan pelatihan kerajinan cluth pelepah pisang bertempat di Balai Desa Nglampin Kecamatan Ngambon. (11/7).
“Di Desa Nglampin ini banyak tumbuh pohon pisang, sehingga pelepahnya bisa dimanfaatkan oleh warga untuk kraft yang bernilai jual” ujar Kepala Dinas Perindustrian Dan Tenaga Kerja Wely Fitrama.
Wely mengatakan kerajinan pelepah pisang merupakan karya seni yang memiliki nilai jual di mana proses pembuatannya menggunakan tangan-tangan kreatif. Produk yang dihasilkan dari kerajinan pelepah pisang pun juga beragam di antaranya topi, tas, tempat pensil, asbak, tempat tisu, tempat sendok, dan ornamen lukisan.
Wely berharap, dengan adanya pelatihan kerajinan cluth pelepah pisang selama 4 hari ke depan ini, masyarakat maupun pemuda Desa Nglampin mampu mandiri untuk memproduksi pelepah pisang menjadi barang kerajinan yang memiliki nilai jual tinggi.
“Di samping pelatihan memproduksi kerajinan cluth pelepah pisang, marketing/pemasarannya pun juga menjadi aspek penting agar barang yabg dijual laku dan bisa bersaing di pasaran,” tambah Dewan TIK Bojonegoro Boedi Irhadtanto
Ia menjelaskan di zaman serba digital sekarangtelah dimudahkan untuk memasarkan produk yang akan dipasarkan. “Banyak platform digital dan media sosial yang menyediakan marketplace/lapak, maka dapat dimanfaatkan sebaik mungkin agar bisa laku dan bersaing dengan yang lain,” terangnya.
Sementara itu, dalam kesempatan virtual, Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah mengatakan, penciptaan tenaga kerja bukan hanya di formal, tetapi jugabyang non formal. Maka Pemkab Bojonegoro akan selalu mendorong memberikan ruang gerak terhadap tenaga-tenaga kerja, sekaligus untuk mengurangi angka pengangguran.
“Angka pengangguran semakin tahun semakin menurun, tetapi ada beberapa sektor yang harus kita waspadai semisal soal migas,” ungkap Bupati Anna.
Di sektor migas biasanya di awal membutuhkan banyak tenaga kerja dan terjadi percepatan penyerapan tenaga kerja. Dan di saat sudah mulai beroperasi biasanya sudah mulai menurun akan permintaan tenaga kerja.
“Kemudian dengan adanya pelatihan seperti ini, ketrampilan masyarakat perlu diasah kreativitasnya agar tidak bergantung pada sektor migas, sehingga mampu menciptakan kreatvitas-kreatifitas untuk mengurangi angka pengangguran di Bojonegoro khususnya di Kecamatan Ngambon,” terangnya. (ST10)