SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Memperingati Nuzulul Qur’an 1443 Hijriah, Pemkot Surabaya menggelar Pembinaan Mental Rohani kepada seluruh kepala Perangkat Daerah (PD), camat dan lurah se-Surabaya di lantai 6 Graha Sawunggaling Lantai, Senin (25/4). Di kesempatan ini, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyampaikan pentingnya menanamkan nilai-nilai Alquran ke dalam pelayanan publik, terutama di lingkup Pemkot Surabaya.
Bukan hanya Wali Kota Eri Cahyadi, dalam kesempatan itu juga hadir dokter ahli paliatif dr Agus Ali Fauzi atau yang biasa disapa Ustaz Agus itu hadir memotivasi para Aparatur Sipil Negara (ASN) yang hadir secara langsung maupun melalui daring.
Eri Cahyadi menyampaikan, di dalam kitab suci Alquran terdapat ayat yang mengatur bagaimana tugas pemimpin atau pejabat dalam melayani masyarakat. Ia memberikan satu contoh, yaitu soal keramahan dan senyum ketika seorang pejabat memberikan pelayanan kepada masyarakat, dengan itu maka akan dinilai sebagai ibadah.
“Jadi di dalam kitab Alquran itu kan juga ada bagaimana cara kerja tugas pejabat, atau pelayan publik. Seperti motivasi-motivasi yang dijelaskan oleh ustaz Agus tadi, bagaimana kita mengimplementasikan ajaran agama di dalam sebuah pekerjaan,” katanya.
Wali kota yang akrab disapa Cak Eri itu mengatakan, ketika pejabat publik, pimpinan dan seluruh pegawai Pemkot Surabaya menerapkan ajaran agama dalam bekerja, secara otomatis pelayanan-pelayanan di kelurahan, kecamatan bahkan puskesmas dan lain sebagainya berjalan cepat.
Cak Eri menegaskan bahwa ia ingin para pejabat, pimpinan dan seluruh pegawai di lingkup Pemkot Surabaya menerapkan ajaran agama masing-masing dalam bekerja. “Pasti kan di agama Kristen onok aturane dewe (ada aturannya sendiri), Islam onok dewe (ada sendiri), terus terang saya ingin menerapkan masing-masing ajaran agama untuk diterapkan ke dalam pelayanan kita,” imbuhnya.
Pada kesempatan ini, ahli paliatif dr Agus Ali Fauzi atau yang akrab disapa ustaz Agus memberikan pesan kepada seluruh pegawai di lingkup Pemkot Surabaya yang hadir dalam Pembinaan Mental Rohani. Menurut dia, menjadi seorang pejabat publik adalah sebuah titipan dari Tuhan. Karena itu selama mengemban tugas baiknya memberikan pelayanan semaksimal mungkin agar dinilai sebagai ibadah.
“Maka dari itu Panjenengan bersyukur mulai sekarang, karena Panjenengan menolong dan melayani orang. Insya Allah kalau melayani orang dengan ikhlas jadinya berkah, rezekinya bertambah dan dilancarkan karirnya,” pungkasnya. (ST01)