SURABAYATODAY.ID, SIDOARJO -Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia Nahdlatul Ulama Wilayah Jawa Timur (Lesbumi NU Jatim), menggelar serangkaian kegiatan dalam memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-99 NU dan Harlah ke-60 Lesbumi NU. Tak tanggung-tanggung, selama 10 hari mulai 18-28 Maret ini, Lesbumi NU Jatim menggelar Pasar Rakyat dan Festival Seni Santri 2022, di Alun-alun Sidoarjo.
Sekretaris PW Lesbumi NU Jatim, Achmad Muzakky menjelaskan, kegiatan ini bisa menjadi kampanye positif bangkitnya kembali roda perekonomian Jawa Timur, yang sempat terpuruk karena pandemi “Melalui kegiatan ini, kami ingin pekerja seni, pelaku UMKM dan juga masyarakat di Jawa Timur, tetap optimistis untuk bangkit dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19,” katanya, Kamis (17/3).
“Kita butuh gerak cepat, agar dapat segera bangkit dari pandemi Covid-19 dan bangkit dari keterpurukan” jelas Zakky.
Pria yang juga pengasuh Pondok Pesantren Yanabi’ul ‘Ulum Walhikam Sidoresmo Surabaya ini menjelaskan, selain Pasar Rakyat, juga terdapat gelaran UMKM untuk membantu masyarakat umum dan pelaku UMKM. “Kami membuka Pasar Rakyat dan gelaran UMKM untuk membantu masyarakat mendapatkan sembako murah, serta memberikan wadah, dan fasilitas bagi pelaku usaha untuk mempromosikan produk-produknya,” lanjutnya.
“Kami bersinergi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pangan dan Pertanian, Perum Bulog Sidoarjo, serta beberapa instansi terkait,” tambah Gus Zakky, sapaan akrabnya.
Dalam kegiatan ini juga terdapat sejumlah penampilan dari para seniman-seniman Nahdliyyin dari berbagai daerah di Jawa Timur. Untuk kemeriahan kegiatan, akan dipersembahkan penampilan dari seniman-seniman Nahdliyyin dari berbagai daerah di Jawa Timur. Di antaranya, ada Tari Remo, Paduan Suara dari IPNU/IPPNU, Tembang Macapat Dari Pawitra, Musik Religi dari Dhamaswara PW Lesbumi NU, Sholawatan Terbang Jidor dari PC Lesbumi Sidoarjo, Musikalisasi Puisi dari Komunitas Ginyo Lamongan, dan Kentrung Ki Toro.
Selain itubada pula Kentrung Milenial dari PC Lesbumi Nganjuk, Musikalisasi Puisi PC Lesbumi Pamekasan, Musikalisasi Puisi PC Lesbumi Sumenep, Wayang Wolak Walik Ki Jumali, Adins Violins Kids, Utae Akustik, Glorisen Akustik, Banjar GP Ansor, Tari Sufi Panoragan dari Ponorogo, El-Rawon dari Rijalul Ansor, Pencak Dor Solawat dan Macapat Arek Mojokerto.
Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan pameran lukisan bersama di pendopo kantor Disporabudpar Pemkab Sidoarjo.
“Kami juga mengadakan Pameran Lukisan, ini masih satu rangkaian dengan ‘Pasar Murah dan Festival Seni Santri 2022’ yang diikuti 22 pelukis dari kalangan Nahdliyin. Total ada 40-an lukisan yang dipamerkan, mulai dari surealis, realis, abstrak, kaligrafi bahkan juga seni instalasi tiga dimensi,” ujar Alumni Antropologi Universitas Airlangga Surabaya ini.
Melalui Festival Seni Santri yang digelar 11 hari di Alun-alun Sidoarjo ini, lanjut Gus Zakky, menjadi bukti jika Lesbumi juga ikut merawat kemajemukan, sesuai dengan tema Harlah NU yakni “Merawat Jagad, Membangun Peradaban”. “Yang ikut pameran lukisan ini tidak hanya pelukis muslim, tapi juga ada yang nonmuslim,” pungkasnya. (ST01)