SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Pemkot Surabaya akhirnya angkat bicara soal banyaknya temuan penyimpangan penghuni rusun yang ditemukan dan diadukan oleh para anggota dewan. Berbagai temuan itu sudah terdengar dan sudah dilakukan pendataan ulang oleh pemkot.
Bahkan, kini pemkot sedang memperbaiki manajemen. Selain itu juga menciptakan aplikasi untuk mendata seluruh penghuni rusun di Surabaya.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Kota Surabaya Irvan Wahyudradjad memastikan bahwa pihaknya melakukan pendataan dan verifikasi ulang mulai bulan Januari 2022. Hasilnya, memang ada beberapa penyimpangan soal penghuni rusun itu.
Di antaranya penghuni yang tidak masuk ke dalam Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), padahal jika sesuai Peraturan Daerah (Perda), peruntukan rusun itu untuk MBR.
Bahkan, ketika ada temuan dari dewan bahwa ada penghuni rusun dari ASN, Irvan juga tidak menyangkalnya. Ia menyebutkan bahwa berdasarkan data yang dimilikinya, ada sebanyak 87 ASN yang masih menghuni rusun, terdiri dari 65 ASN aktif dan 22 di antaranya pensiunan ASN.
“Tentunya, penanganannya berbeda-beda antara ASN yang masih aktif dan pensiunan, masih kita kaji lebih lanjut. Namun yang pasti, kalau ASN aktif tidak akan masuk ke dalam data MBR,” katanya, Senin (7/2).
Irvan juga tak mengelak ketika ditanya soal penghuni rusun yang banyak membawa mobil. Ia juga memastikan akan memverifikasi setiap penghuni rusun yang membawa mobil itu, apakah mobil itu hanya dititipkan, dia punya usaha rental mobil atau si penghuni itu menggunakan mobilnya untuk taksi online.
“Seharusnya, di rusun yang penghuninya MBR, tidak mungkin membawa mobil, karena juga tidak ada parkir untuk mobil, makanya kita verifkasi lebih lanjut,” tegasnya.
Bahkan, saat itu Irvan juga menduga ada salah satu oknum penghuni yang memindahtangankan rusunnya atau bahkan menjualbelikan rusun itu. Namun, ini sifatnya masih dugaan, makanya pihaknya terus menggalakkan verifikasi itu karena sudah tidak sesuai dengan peruntukannya. (ST01)