SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Pemkot Surabaya menggelar rapat koordinasi (Rakor) pentahelix untuk mengantisipasi kenaikan varian Covid-19 Omicron. Rakor digelar secara hybrid, yakni melalui virtual dan offline di lobby lantai 2 Balai Kota Surabaya, Senin (31/1).
Dalam kesempatan ini, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi kembali mengajak semua pihak untuk meningkatkan protokol kesehatan (prokes). Sebab, jika dilihat berdasarkan penilaian situasi Covid-19, kurang dari 20 persen konfirmasi positif, maka Surabaya dapat kembali ke Level 2.
“Hari ini Surabaya mau tidak mau harus memperkuat diri kembali. Saya nyuwun tolong (minta tolong) kepada camat, lurah dan kepala puskesmas agar memperkuat kembali prokes. Kita lakukan lagi swab hunter,” kata Wali Kota Eri.
Ia menegaskan tak ingin kasus Covid-19 di Surabaya kembali naik dan membuat Kota Pahlawan berada di Level 2. Karena hal ini dapat berdampak pada berhentinya roda perekonomian masyarakat yang telah membaik.
“Jangan sampai naik lagi ke Level 2. Jangan sampai terjadi yang terjadi seperti di bulan Agustus 2021, membuat semua ekonomi berhenti,” tegasnya.
Ia pun mendorong semua elemen untuk bergotong-royong menekan kasus Covid-19. Dia menginginkan agar pemantauan melalui Satgas Kampung Tangguh di setiap RW juga dikuatkan kembali.
“Jika masih ada yang isolasi mandiri, tolong dievakuasi agar mau terlepas dari tanggung jawab, maka kasus itu tidak mudah menyebar dan lebih mudah dalam menanganinya,” papar dia.
Tak hanya itu, Eri juga mengingatkan kepada jajaran kecamatan dan kelurahan agar melakukan pemblokiran area apabila ditemukan dua kasus positif dalam satu lingkungan RT. Sedangkan bagi warga yang tinggal di lingkungan tersebut, dilakukan swab secara massal.
“Kita juga kuatkan lagi yang namanya PeduliLindungi. Jadi, jangan hanya discan, tapi juga lihat, pastikan apa statusnya (PeduliLindungi). Selain itu, kita masifkan kembali sosialisasi prokes terus menerus dan swab hunter,” jelas dia.
Sedangkan terkait dengan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah, Wali Kota Eri juga menginginkan agar setiap pekan dilakukan swab secara acak. Ini dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 dan melindungi para peserta didik di lingkungan sekolah.
“Ini bagian dari ikhtiar kita agar tidak ada Covid-19 di lingkungan sekolah. Karena PTM ini sangat membantu mengurangi dampak-dampak negatif anak. Tapi kita juga tidak bisa lepas dari penanganan Covid 19,” tuturnya. (ST01)