SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Berdasarkan data Institute of Tropical Disease (ITD) Unair per 22 Januari 2022 tercatat ada 26 kasus omicron yang tersebar di 7 kabupaten /kota di Jatim. Sedangkan untuk prosentase tracing di Jatim berada dalam kategori memadai yakni 15,16 tiap 1 kasus. Bahkan, meski tren kasus Covid-19 di Jatim mengalami kenaikan, Bed Occupancy Rate (BOR) cenderung tidak mengalami kenaikan yakni 1,99 persen.
Pemprov Jatim, kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, terus menyiagakan fasilitas kesehatan seperti konversi tempat tidur (TT) 30-40 persen dari total kapasitas rumah sakit. Penataan sistem rujukan dan pemantauan isoman dengan pemanfaatan telemedicine juga dioptimalkan.
“Selain itu, pemenuhan SDM dan logistik baik APD, oksigen hingga alkes serta pencatatan dan pelaporan data terus disiapkan,” terang Khofifah.
Ia menjelaskan Pemprov Jatim bersama Forkopimda terus memantau secara ketat penanganan kepulangan Pekerja Migran Indonesia (PMI). Khofifah menyatakan, pada tanggal 22 Januari 2022, gelombang PMI tiba di Bandara Juanda sebanyak 129 orang PMI asal kedatangan dari Malaysia. Sedangkan 26 Januari 2022 datang lagi sebanyak 164 orang.
Sebagai bentuk kesiapsiagaan serta antisipasi kedatangan PMI, Forkopimda Jawa Timur telah melakukan melaksanakan dengan baik penyambutan kedatangan PMI sekaligus menyiapkan berbagai sarana dan prasarana karantina bagi PMI dengan total 2.990 bed. Karenanya, Khofifah mengajak seluruh kab/ko untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para PMI.
“Para PMI ini adalah mereka yang telah berjuang di negara lain dan terkadang para PMI di negara mereka bekerja kurang mendapatkan perlakuan baik,” katanya.
“Saya selalu berpesan kepada tim dari Pemprov Jatim jangan dipulangkan saudara kita PMI kembali ke rumah dalam keadaan setengah sehat. Namun harus betul betul sehat,” tegasnya.
“Termasuk juga, saya mohon kepada para bupati/wali kota untuk berkenan menjemput PMI yang dinyatakan negatif dan akan pulang ke tempat tinggalnya. Mari kita siapkan penjemputan terbaik karena pasti mereka sangat dinanti oleh keluarganya” tambahnya
Berkaca dari penanganan lonjakan kasus varian delta pada pertengahan tahun 2021 lalu, upaya kolaboratif dengan mengedepankan pendekatan sains dan kolaboratif mampu menaklukkan varian delta. “Kita sudah belajar banyak dari pengalaman kita berjuang mendatarkan kurva varian delta. Mari kita bersinergi dan maksimalkan kolaborasi untuk
memitigasi lonjakan kasus Omicron di bulan Februari-Maret ini dan menyelamatkan 40 Juta Warga Jatim,” pungkasnya. (ST02)