SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sudah melakukan berbagai langkah untuk mencegah penyebaran varian omicron. Namun Komisi D DPRD Kota Surabaya memberikan catatan agar Dinas Kesehatan (Dinkes) lebih menyiapkan diri.
Alasannya, peluang kemungkinan terjadi peningkatan kasus Covid-19 tetap ada. Apalagi diprediksi, puncak varian omicron ini di bulan Februari mendatang.
“Terkait prediksi di bulan Februari sebagai puncak penularan omicron, catatan ini harus jadi perhatian. Ini catatan bagi Dinkes Surabaya,” demikian ungkap Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya Khusnul Khotimah.
Ia mengatakan Dinkes harus siaga menyiapkan rumah sakit darurat, termasuk obat. Hal ini sebagai antisipasi sehingga kondisi darurat seperti sebelum-sebelumnya tidak terjadi.
“Jangan sampai kita mengalami kedaruratan seperti tahun sebelumnya. Jauh-jauh hari kita harus siapkan rumah sakit kita dan juga siapkan RS Lapangan Tembak dan BDH yang kemarin tetap difungsikan,” papar Khusnul.
Selain itu, legislator perempuan ini meminta Pemkot Surabaya mengaktifkan lagi call center. Hal ini merupakan langkah penting dalam kondisi kedaruratan.
“Bila perlu nomor kontak kepala puskesmas diketahui masyarakat. Karena kalau mengalami kedaruratan dan butuh kecepatan layanan, seperti butuh oksigen dan lainnya, tidak mengalami kesulitan seperti pada waktu sebelumnya,” imbuhnya.
Selain itu pula, lanjut Khusnul, harus ada optimalisasi layanan terutama di puskesmas. ”Puskesmas adalah layanan dasar sudah harus dituntaskan. Preventif promotif dan kuratifnya tetap harus jalan,” katanya kembali.
Khusnul juga meminta adanya pelibatan tokoh masyarakat di kampung dan elemen masyarakat. Mereka harus dirangkul untuk bergotong royong menjaga pola hidup sehat dan bersih. (ST01)