SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Beberapa hari terakhir, intensitas hujan di Surabaya cukup tinggi. Hal itu membuat beberapa wilayah Kota Pahlawan ada genangan.
Pemkot Surabaya langsung mengambil langkah cepat. Bahkan, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi terjun langsung ke kawasan-kawasan yang berpotensi terjadi genangan. Eri juga sekaligus mencarikan solusi di lapangan dengan melihat setiap permasalahannya.
Seperti yang dilakukannya pada Rabu, (17/11) lalu. Saat meninjau ke kawasan Lontar, Wali Kota Eri Cahyadi menginstruksikan jajarannya membangun dua bozem dan meninggikan jembatan untuk mengatasi genangan.
Bahkan, di hari yang sama pula, Wali Kota Eri juga memberikan arahan jajarannya agar membangun crossing saluran untuk menyelesaikan kasus genangan akibat luberan air di danau Unesa kampus Lidah Wetan.
Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu juga terjun langsung bersama warga melakukan kerja bakti normalisasi saluran di kawasan Setro, Kelurahan Gading, Kecamatan Tambaksari.
Kepala Bidang Pematusan Dinas PU Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya, Eko Yuli Prasetya mengatakan, bahwa penanganan genangan itu dilakukan dengan melihat setiap kasus permasalahan. Misalnya, dengan melihat dari sisi kapasitas saluran, tingginya sedimen lumpur hingga sampah yang menyumbat.
“Penanganan genangan itu dilihat dari kasusnya. Misal dari kondisi saluran. Kalau kapasitas saluran kecil, maka kita besarkan, atau ada sedimen kita lakukan pengerukan (normalisasi),” kata Eko, Rabu (24/11).
Menurut dia, beberapa hari terakhir, intensitas hujan memang terjadi cukup tinggi di Kota Surabaya. BMKG Juanda juga telah menyampaikan peringatan hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi yang diprediksi terjadi pada 23-25 November 2021.
“Sempat ada genangan daerah Lontar, Wiyung dan Lebak Permai (Kelurahan Gading) yang ditinjau langsung sama Pak Wali (wali kota, red) di lapangan,” ujarnya.
Ia menjelaskan, bahwa untuk penanganan genangan yang berada di kawasan Lontar, penyelesaiannya dilakukan secara komprehensif. Yakni, dimulai dari hulu dengan pembuatan dua bozem, peninggian jembatan hingga pengaturan debit air di rumah pompa.
“Pak Wali Kota waktu meninjau ke sana (Lontar), mengarahkan untuk pembuatan bozem di Dukuh Hulu. Kemudian peninggian jembatan di Jalan Raya Lontar dan pengaturan debit air. Jadi lebih komprehensif terkait penanganan di Lontar,” jelas Eko.
Sedangkan untuk penanganan di kawasan lain, kata Eko, masih dilakukan per spot sesuai dengan kasus permasalahan. Misalnya, di sekitaran danau Unesa, Kampus Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri, penanganan dilakukan dengan pembangunan crossing saluran.
“Di Unesa kemarin, air sempat meluap juga waduknya, itu kan di spot sekitaran waduk Unesa. Maka kemudian penanganannya kita pakai crossing,” terang dia.
Penanganan yang sama pula dilakukan pemkot untuk mengatasi genangan yang terjadi di kawasan Ketintang. Pemkot membangun box culvert untuk menyelesaikan persoalan genangan. “Ada pembuatan saluran box culvert yang di Ketintang Selatan. Itu kita lakukan,” ungkap Eko.
Ia juga memastikan, selama musim hujan ini pihaknya sudah menyiagakan penuh 1.400 satgas DPUBMP Kota Surabaya. Selama musim hujan, mereka siaga bergantian selama 24 jam.
“Ada sekitar 1.400 personil yang kita siagakan. Mereka terdiri dari satgas pengerukan, operator alat berat, hingga tenaga penyarang (sampah) di rumah pompa,” terangnya.
Menurut Eko, ketika datang musim hujan, pihaknya memang fokus untuk menguatkan personel di 62 rumah pompa dan pembersihan saluran. “Terutama untuk tenaga penyarang di rumah-rumah pompa itu memang harus tidak boleh sampai ada sampah yang masuk ke pompa,” tandasnya. (ST01)