SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Memimpin Surabaya selama dua periode, peninggalan Tri Rismaharini di antaranya adalah membangun command center 112. Kini menjabat sebagai Menteri Sosial, Risma bakal menerapkan hal yang sama di Kementerian Sosial (Kemensos).
Ia menilai keberadaan command center di Surabaya menjadi model pembelajaran pelayanan yang terintegrasi dan responsif menjawab kebutuhan masyarakat. Risma pun menginginkan model command center ini menjadi layanan kesejahteraan sosial di lingkungan Kemensos.
Menurutnya, Kemensos selama ini menangani seluruh jenis persoalan sosial masyarakat, termasuk korban bencana dan masalah kemiskinan. Karenanya perlu adanya command center yang terintegrasi, sehingga hasil penanganannya bisa maksimal.
“Kemensos itu mengurusi segala macam masalah masyarakat, dan masalah tersebut ada di berbagai institusi. Seperti dari kementerian lain, KPK atau bahkan pengaduan yang disampaikan lewat media. Karenanya perlu kanalisasi dalam penanganannya,” kata Risma.
Mensos pun berniat menghadirkan layanan command center 112 ini di Kemensos. Ia menegaskan ingin setiap masalah yang ditangani bisa lebih fokus melalui dirjen terkait. Hal ini menurut Risma akan mempermudah tugas Kemensos dalam menyelesaikan setiap permasalahan.
“Nantinya setiap laporan yang masuk command center akan diteruskan ke dirjen terkait. Misal masalah bantuan sosial akan cepat ditangani sehingga masyarakat tidak terombang ambing. Akan ada kepastiannya,” tegas dia.
Hal lain yang mendorong Mensos Risma membuat command center adalah penanganan bencana. Menurut Risma selama ini informasi terkait ancaman bencana selalu disampaikan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Sayangnya, informasi tersebut lebih banyak bergerak di jalur antar lembaga. Sementara masyarakat relatif tidak mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Akibatnya, ancaman bencana sulit diantisipasi masyarakat.
Mensos berharap, masyarakat harus menjadi bagian dari pola komunikasi dalam penanganan bencana. Untuk keperluan itu, command center bisa menjadi jembatan. Hal ini dimungkinkan, sebab informasi cuaca dari BMKG didiseminasikan melalui citra satelit.
“Saya ingin pantauan dari citra satelit bisa tersampaikan ke masyarakat. Sehingga ancaman bencana bisa diantisipasi. Apalagi kita ada Tagana di tiap wilayah, sehingga dengan adanya informasi dari citra satelit bisa menggerakkan tenaga kita seperti Tagana untuk cepat melakukan evakuasi atau perlindungan warga yang terancam,” tambah Mensos Risma.
Tak berhenti hanya dalam penanganan masalah warga. Kehadiran command center di lingkungan Kemensos diharapkan mampu mendongkrak taraf ekonomi masyarakat miskin. Mensos menuturkan, command center nantinya dibuat menjadi tempat yang nyaman bagi masyarakat. Bahkan bisa menjadi tempat study banding.
Di sini, command center bisa menjadi sarana pendukung dan celah untuk bisa menjadikan command center sebagai tempat memasarkan produk olahan masyarakat, khususnya ekonomi kecil dan menengah.
Risma yakin bahwa cara tersebut efektif untuk meningkatkan taraf hidup dan pendapatan pelaku ekonomi kecil sehingga kehidupannya menjadi lebih baik. “Nantinya kita juga akan menjadikan command center sebagai tempat pemasaran produk pelaku ekonomi kecil. Sehingga bisa menaikkan omzet mereka dan bisa menjadi solusi penanganan kemiskinan,” katanya kembali.
Sekjen Kemensos Harry Hikmat mengaku bangga dengan ide brilian dari Mensos Risma. Selama ini menurut Harry Hikmat perlu terobosan dalam penanganan berbagai masalah warga yang terjadi di beberapa lokasi berbeda.
Harry Hikmat yakin dengan command center berbagai laporan atau pengaduan yang disampaikan ke Kemensos akan tertangani maksimal. “Ini ide luar biasa dan secepatnya akan kami tindak lanjuti, karena kehadiran command center seperti yang di Surabaya bisa sangat membantu Kemensos menangani persoalan sosial yang terjadi di berbagai daerah,” kata Harry. (ST01)