SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Ketua Dewan Kehormatan Palang Merah Indonesia (PMI) Jatim Emil Elestianto Dardak meminta agar PMI ikut serta dalam upaya Kesiapsiagaan menghadapi lonjakan kasus Covid-19 di akhir tahun 2021. Seperti diketahui, banyak pakar memprediksi dan sekaligus khawatir kembali terjadi lonjakan kasus Covid-19 di akhir tahun ini dan bahkan sampai awal tahun 2022.
“Bahwa akan sangat baik manakala PMI yang menjadi elemen yang sangat penting juga untuk penanganan Covid-19 ikut menentukan indeks indeks kesiagaannya dalam merespon potensi lonjakan kasus,” kata Emil usai menghadiri Musyawarah Kerja PMI Jatim yang diselenggarakan di Gedung Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BK3S), Jalan Raya Tenggilis, Tenggilis Mejoyo Surabaya.
Emil yang juga wakil gubernur Jawa Timur ini menuturkan bahwa sesuai arahan dari Ketua PMI Jatim Imam Utomo, ia diminta untuk menyampaikan kondisi terkini terkait kasus dan penanganan Covid-19 di Jawa Timur. Karena itu, ia meminta agar PMI turut ambil bagian pada Kesiapsiagaan dalam upaya pencegahan dan penanganan jika terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Jawa Timur.
“Tadi Bapak ketua PMI, kami diminta untuk turut berbagi penanganan covid 19 di Jawa Timur, yang kami sampaikan bagaimana kita sekarang konsisten mengacu kepada faktor dan variabel yang menentukan indeksasi leveling dari daerah berdasarkan dari panduan Kemenkes,” tuturnya.
Ia menegaskan bahwa salah satu upaya kesiapsiagaan yang bisa dilakukan PMI Jatim adalah dengan menyiapkan fasilitasi pendonoran plasma konvalesens dan donor darah biasa. Hal tersebut juga terkait sarana dan prasarana. Diharapkan dapat memperlancar proses donor plasma konvalesen ataupun donor darah biasa.
“Apakah itu berkaitan dengan fasilitasi plasma konvalesen maupun donor darah yang tetap harus berjalan lancar dalam situasi apapun untuk menyelamatkan nyawa masyarakat kita dalam situasi-situasi medis lainnya,” tegasnya.
Wagub Jatim yang pernah menjabat sebagai Bupati Trenggalek ini mengungkapkan sebelumya pernah terjadi kendala-kendala teknis yang sedikit menghambat penyediaan plasma konvalesen saat kasus Covid-19 sedang melonjak tajam di Jawa Timur. Di antaranya ketersediaan kantong plasma konvalesen untuk jenis-jenis mesin dengan merek tertentu dan juga kaitan dengan skema-skema penetapan penggantian biaya dan lain sebagainya.
Ia berharap kendala tersebut dapat diantisipasi sehingga tidak akan terulang kembali ketika sedang benar-benar dibutuhkan.
“Kaitan dengan kebutuhan mesin untuk mengecek kandungan Kalau tidak salah kan NAT di dalam calon pendonor yang mungkin ini hanya satu mesin. Kalau ada tambahan ini akan bisa mempercepat proses penentuan verifikasi calon pendonor plasma,” ungkapnya. (ST02)