SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Penanganan banjir di Kota Surabaya dalam beberapa tahun mengalami hal positif. Di tahun 2000 an, beberapa kawasan masih menjadi langganan banjir. Namun dengan pembangunan rumah-rumah pompa baru, banjir relatif sudah tertangani.
Namun jika hujan deras dan dalam waktu lama, beberapa kawasan masih ada genangan. Meski surutnya juga cepat, hal ini tetap menjadi perhatian Komisi C DPRD Surabaya.
Komisi bidang pembangunan ini menginginkan sudah waktunya Pemerintah Kota Surabaya berekspresi dan berinovasi dalam penanggulangan banjir. Komisi ini berharap mulai sekarang Surabaya sudah zero alias bebas banjir.
“Sudah saatnya Kota Surabaya bebas banjir di era Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi,” ungkap Ketua Komisi C DPRD Surabaya Baktiono.
Menurutnya, saat ini penanggulangan banjir skala sedang telah ditangani Satgas kecamatan, meskipun belum masuk ke organisasi perangkat daerah. Sedangkan penanggulangan banjir skala besar tetap kewenangan petugas DPUBMP Surabaya.
“Misalkan normalisasi sungai, bozem dan sendimen tetap menggunakan alat-alat berat DPUBMP Surabaya,” lanjutnya.
Padahal, untuk mengoptimalkan pekerjaan normalisasi seluruh saluran Pemkot Surabaya masih terkendala keterbatasan anggaran. Sehingga tidak mudah Surabaya bebas banjir dan peran satgas penanggulangan banjir merawat seluruh saluran tersebut juga menjadi terkendala.
“Ide padat karya satgas di kecamatan sangat bagus. Namun di sisi lain keterbatasan anggaran tidak bisa digunakan ke sana semuanya,” jelasnya.
Baktiono mengungkapkan pihaknya sudah menyampaikan usulan inovasi penanggulangan banjir ke Dinas PU Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) serta Bagian pemerintahan. Pihaknya mengusulkan terobosan inovasi alat teknologi baru untuk kebersihan selokan/utilitas dengan cara modern, sehingga lebih optimal mengeluarkan sedimen di dalam selokan.
Inovasi itu bisa dilakukan dengan alat bernama exhaust drilling (alat penyedot bor putar). Alat ini lebih efektif dan elastis masuk ke dalam saluran menyedot endapan lumpur secara optimal tanpa merusak fisik saluran.
“Sehingga estetikanya Kota Surabaya tetap terjaga baik tanpa merusak tutup saluran tersebut,” jabar dia.
Untuk mewujudkan alat exhaust drilling, Baktiono meminta Pemkot Surabaya menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi teknis serta anak didik SMK-SMK di bidangnya. Targetnya agar inovasi alat modern (exhaust drilling, red) segera terealisasikan.
“Kesinambungan antar perguruan tinggi dan SMK paling tidak bisa mempunyai gagasan dan ide cemerlang ke depan,” imbuhnya.
Selain itu, Baktiono mengusulkan tunjangan kesejahteraan bagi 1.500 personel satgas di 31 kecamatan Surabaya ditingkatkan. Upah Minimum Kota (UMK) satgas kecamatan diharapkan dinaikkan menjadi Upah Maksimum Sektoral (UMS). Dengan demikian kesehatan personel Satgas terjamin, sehingga bisa bekerja optimal.
Khususnya di setiap rumah-rumah pompa air mereka siap jaga 24 jam. “Sehingga tidak ada lagi kata terlambat menangani luapan air,” pungkas politisi berkacamata ini. (ADV-ST01)