SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Visi Kota Surabaya adalah menuju Surabaya lebih baik sebagai kota jasa dan perdagangan yang cerdas, manusia, bermartabat, dan berwawasan lingkungan. Apa itu? Bagaimana implementasinya?
Tim ahli wali kota Prof. Joni Hermana memberikan penjelasan. Menurutnya, untuk menuju Surabaya lebih baik sebagai kota jasa dan perdagangan yang cerdas, manusia, bermartabat, dan berwawasan lingkungan, membutuhkan gotong-royong untuk menuju Surabaya kota dunia yang maju, harmonis, dan berkelanjutan.
“Definisi maju adalah Kota Surabaya yang dijadikan rujukan oleh kota-kota lain dalam berbagai kriteria yang sesuai dengan Global Power City Index (GPCI),” kata guru besar Institut Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) ini.
Terdapat beberapa indikator untuk definisi Surabaya Maju yang harus dipahami, yakni ekonomi, riset dan pengembangan, interaksi budaya, tingkat kehidupan, lingkungan, dan keterjangkauan.
“Definisi humanis adalah memanusiakan manusia, hakikatnya pembangunan tidak hanya pada fisik semata. Tetapi seluruh masyarakat Surabaya adalah bagian dalam pembangunan di Kota Pahlawan,” ujar dia.
Hal ini juga dijabarkan melalui beberapa indikator, yakni meningkatkan kepentingan manusia, pendekatan berfokus pada kepentingan manusia, mengutamakan kenikmatan hidup di masyarakat, keterampilan pengetahuan membangun fisik yang positif, dan setiap orang diharapkan dapat memahami dirinya sendiri.
Sedangkan untuk definisi Berkelanjutan adalah ingin memastikan bahwa anak cucu kita memiliki kesempatan yang sama seperti saat ini, bahkan lebih baik. “Dengan indikator pendekatan kebijakan mengutamakan kepentingan warga, memiliki kategori indeks kualitas hidup yang tinggi, memiliki indeks kebahagiaan, indeks kemajuan sosial,” jelas dia.
Karena itu, para pejabat di lingkungan Pemkot Surabaya harus mengedepankan tiga prinsip untuk mengentaskan pengangguran dan kemiskinan. Di antaranya, kesetaraan antar generasi, keadilan sosial, dan tanggung jawab lintas batas.
“Apakah program yang dibuat, sudah melibatkan PD lainnya, masyarakat, hingga stakeholder yang ada,” ujar dia.
Nantinya, setiap PD diminta untuk memilah program kerja untuk mendukung visi Kota Surabaya dengan cara bergotong-royong. Sebab, sasaran kinerja Wali Kota Eri Cahyadi adalah fokus terhadap penurunan angka kemiskinan dan pengangguran, dengan capaian indikator dari 920.000 menjadi 300.000 pada akhir tahun 2022.
“Jadi masing-masing program kerja unggulan yang telah dipilih akan dipresentasikan oleh masing-masing PD. Jika program sudah terpilih dan disetujui, maka detail rencana implementasi merujuk pada target Renstra, kolaborasi dengan PD lainnya, capaian,” jelas dia.
Setelah itu, para asisten wali kota akan melakukan pengawasan terhadap implementasi masing-masing PD. Sedangkan tim ahli wali kota, akan melakukan pendampingan untuk membantu mengakselerasi pencapaian visi Kota Surabaya.
“Target tahun 2022 ada mengentaskan kemiskinan dan pengangguran, maka hal ini juga dibutuhkan inovasi dari program kerja masing-masing PD, camat, dan lurah,” pungkasnya. (ST01)