SURABAYATODAY.ID, BANYUWANGI – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meresmikan Dermaga Movable Bridge (MB) IV Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Selasa (26/10). Keberadaan dermaga ini untuk memperkuat konektivitas dengan Indonesia Timur dalam rangka mendorong kegiatan ekonomi dan pariwisata.
Peresmian ditandai dengan penekanan sirine, penandatanganan prasasti, dan pengguntingan untaian melati oleh Gubernur Khofifah yang didampingi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas, Direktur Teknik dan Fasilitas PT Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan Indonesia Ferry Kusnadi Chandra Wijaya, dan Kepala Dishub Jatim Nyono. Selanjutnya, rombongan melakukan peninjauan ke dermaga dan menaiki kapal yang sedang bersandar sekaligus berdialog dengan para penumpang kapal maupun petugas kapal.
Seusai meresmikan dan melakukan peninjauan, Khofifah mengatakan bahwa Pelabuhan Penyeberangan Ketapang dan Gilimanuk adalah salah satu lintasan angkutan penyeberangan strategis di Indonesia. Ini karena pelabuhan ini menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Bali dan merupakan lintasan penyeberangan komersial dengan tingkat kepadatan lalu lintas cukup tinggi.
Karenanya, kata Khofifah, Pemprov Jatim melalui Dinas Perhubungan mengganti salah satu dermaga beaching di Ketapang menjadi dermaga MB (movable bridge) yang dibangun sejak tahun 2017 hingga 2020. Hal itu sebagai solusi untuk meningkatkan layanan prasarana Pelayaran Jarak Jauh/Long Distance Ferry (LDF) dari Jawa ke Indonesia bagian timur.
“Saat ini ada 16 provinsi di Indonesia bagian timur, di luar Sulsel hampir 80 persen logistiknya disuplai oleh Jawa Timur. Inilah yang perlu diperkuat konektivitas antar daerah antar pulaunya, salah satunya yaitu dengan peresmian pelabuhan ini,” kata Khofifah.
Lebih lanjut, Khofifah menegaskan bahwa pengembangan Dermaga MB IV ini dapat menunjang kelancaran operasional penyeberangan ke Indonesia bagian timur melalui Pelayaran Jarak Jauh Ketapang – Lembar, Nusa Tenggara Barat.
Hal ini diharapkan bisa berdampak pada perkembangan konektivitas antara Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat dalam mendukung pembangunan daerah dan penurunan biaya logistik.
“Akses Jawa ke NTB kini dapat ditempuh secara langsung, tidak perlu lewat Pulau Bali lagi,” terusnya.
Dikatakan, hal ini sejalan dengan kebijakan Gubernur Bali yang ingin mengurai kepadatan lalu lintas di Gilimanuk – Denpasar dan diperkuat dengan Keputusan Menteri Perhubungan KM 308 Tahun 2020 Tentang Penetapan Lintas Penyeberangan Antara Ketapang-Lembar. “Di mana saat ini Pelayaran Long Distance Ferry Ketapang Lembar dilayani oleh 4 kapal yang setiap hari rutin melakukan pelayaran,” jelas Khofifah. (ST02)