SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyerahkan 51 penghargaan kepada para finalis Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup Tahun 2021. Acara ini digelar di lobby lantai II, Balai Kota Surabaya, Selasa (28/9).
Wali Kota Eri mengatakan, para finalis Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup itu merupakan calon pemimpin di masa datang. Di usia saat ini, mereka sudah mampu untuk memberikan contoh kepada yang lebih tua tentang bagaimana mencintai lingkungan.
“Anak-anak ini dilatih mencintai lingkungannya. Mereka ini sudah mendidik satu kampung untuk menanam tanaman. Ada yang hasilnya dijadikan minuman, ada yang memanfaatkan popok bekas menjadi pot tanaman, ini semua adalah kreasi dari anak-anak itu,” katanya.
Eri mendorong agar apa yang sudah dicapai oleh anak-anak itu terus dilanjutkan. Ia meminta kepada kepala DKRTH, para guru, kepala sekolah, dan Tunas Hijau terus memberikan pendampingan terhadap anak-anak tersebut.
“Mereka ini berani datang ke sebuah kampung untuk memberikan contoh dan pelajaran terkait dengan pengelolaan lingkungan. Itu harus kita teruskan, agar anak-anak ini nantinya menjadi seorang pemimpin, tidak berhenti hanya karena penghargaan ini. Ini hanyalah langkah awal untuk menjaga lingkungan,” jelasnya.
Sedangkan untuk mewujudkan sustainability terkait produk-produk olahan yang dihasilkan oleh para finalis Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup itu, Eri menyebut Surabaya akan melakukan pengembangan terhadap produk-produk olahan tersebut.
“Kalau tadi ada yang membuat sabun dari minyak jelantah, nah kampung yang mengadopsi produk itu akan kita gerakkan untuk membuat sabun, nanti anak-anak ini yang akan menjadi pemimpinnya,” sebutnya.
Eri memiliki rencana agar produk-produk olahan tersebut bisa menembus industri perhotelan dan UMKM. Bahkan, ada beberapa produk yang sudah diperjualbelikan melalui aplikasi E-Peken milik Pemkot Surabaya. Meski demikian, sebelumnya produk-produk itu harus memenuhi standar yang berlaku.
“Kita harus pastikan kandungan dari sabun itu sama seperti yang ada di hotel-hotel. Jangan sampai ternyata kita membuat suatu produk, produknya tidak sesuai standart yang dipakai orang,” imbuhnya. (ST01)