SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Selain melaunching Kecamatan CETTAR, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa juga memberikan penghargaan inovasi kepada empat bupati di Jawa Timur. Keempatnya dinilai berhasil melahirkan dan melaksanakan inovasi-inovasi yang berdampak pada peningkatan kualitas layanan dasar, pengembangan ekonomi lokal dan kewirausahaan.
Keempat bupati tersebut adalah Bupati Pacitan, Trenggalek, Bondowoso dan Lumajang. Gubernur Khofifah menyampaikan bahwa akan ada bantuan untuk kecamatan yang memperoleh penghargaan dalam kegiatan ini.
“Untuk angka dan bentuk bantuannya seperti apa, akan diinformasikan lagi nanti. Tapi untuk sekarang, semoga ini dapat menjadi motivasi bagi yang lainnya untuk mengembangkan inovasi yang bisa lebih baik lagi,” tuturnya.
Beberapa inovasi itu telah teruji mampu meningkatkan kualitas pelayanan dasar kepada masyarakat untuk menyukseskan program pemerintah One District One Innovation. Di antaranya adalah aplikasi Sistem Informasi Ibu dan Bayi (SIBUBA), yang membantu Pemerintah Kabupaten Bondowoso menekan angka kematian Ibu dari 192,2/100.000 kelahiran hidup di tahun 2018, menjadi 177,4/100.000 kelahiran hidup di tahun 2020.
Sedangkan di Pacitan, inovasi Layanan Administrasi Kependudukan Berbasis Kewenangan Desa atau LABKD juga dinilai bagus. Inovasi itu memudahkan masyarakat mengurus dokumen kependudukan yang kini hanya perlu datang ke kantor desa.
Sementara itu, Trenggalek memiliki inovasi Musyawarah Perempuan, Anak, Disabilitas dan Kelompok Rentan lainnya (MUSRENA KEREN) dan Sekolah Perempuan, Disabilitas, Anak, dan Kelompok Rentan lainnya (SEPEDA KEREN). Dengan inovasi itu memastikan semua masyarakat, tanpa terkecuali, terlibat aktif dalam pembangunan yang inklusif.
Kabupaten Trenggalek juga telah mengembangkan model keperantaraan pasar yang meningkatkan kemampuan para petani dan pengelola Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDESMA) di Kecamatan Pule, dalam mengolah tanaman biofarmaka (rempah-rempah), serta mempertemukan mereka dengan pembeli potensial dan lembaga pendanaan.
Sementara itu di Lumajang memiliki inovasi Pembina Teknis Pemerintahan Desa (PTPD). Dengan PTPD menempatkan kecamatan sebagai Pusat Belajar Pengembangan Kapasitas Aparatur Desa (PB-PKAD) sehingga pembinaan dan pengawasan desa menjadi lebih baik.
Seluruh inovasi dari kabupaten tersebut merupakan hasil kolaborasi Pemprov Jawa Timur dengan program Kolaborasi Masyarakat Pelayanan untuk Kesejahteraan (Kompak) yang merupakan kemitraan Pemerintah Indonesia dan Australia. Kolaborasi ini dimulai sejak 2015 dan bertujuan untuk mendukung upaya penanggulangan kemiskinan melalui perbaikan akses dan kualitas layanan dasar, peningkatan kesempatan kerja bagi masyarakat miskin dan rentan di tujuh provinsi termasuk Jawa Timur. (ST02)