SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menerima Lencana Kehormatan Asthabrata dari Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Ikatan Keluarga Alumni Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan (IKAPTK). Lencana ini secara khusus diberikan kepada Gubernur Khofifah sebagai penasehat IKAPTK Jatim.
Lencana tersebut diserahkan secara langsung oleh Direktur Jenderal Otonomi Daerah (Dirjen Otda) Kemendagri yang juga Ketua Dewan Pimpinan Nasional (DPN) IKAPTK Akmal Malik kepada Gubernur Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (9/4) malam.
Penyematan lencana tersebut merupakan rangkaian dari kegiatan Pembinaan Profesi Kepamongprajaan serta launching Buku Sang Guru Pamong yang dilaksanakan secara offline dan online.
Dalam sambutannya, Khofifah menyampaikan, terimakasih dan apresiasi atas penganugerahan Lencana Kehormatan Asthabrata. Menurutnya, lencana tersebut merupakan mandat, amanat yang akan menjadi penguat baginya dalam membimbing dan membina para alumni IPDN yang tergabung dalam IKAPTK. Utamanya, bagi alumni yang bertugas di semua lini Provinsi Jatim.
“Seorang ibu biasanya akan selalu mendoakan putra-putrinya, dan memberikan kasih sayang pada putra-putrinya, tapi seorang ibu juga akan mengingatkan jika putra-putrinya memang harus diluruskan,” ungkapnya.
Dalam rangka meningkatkan kinerja IKAPTK agar makin produktif dan inovatif, Khofifah menawarkan peluang mengembangkan usaha sentra durian dan ikan di Jatim. Di mana, kedua peluang usaha ini bisa segera dibuat action plannya.
Terkait peluang usaha sentra durian, Khofifah menjelaskan, meskipun terdapat 58 durian unggulan di Jatim, namun belum terdapat sentra seperti Durian Ucok seperti di Medan, Sumatera Utara atau sentra durian di Makassar.
“Tantangan dan tawaran yang bisa dilakukan IKAPTK, ada 58 durian unggulan di Jatim. Ada di Wonosalam, Banyuwangi, Lumajang dan sebagainya. Jaringan IKAPTK di berbagai kecamatan bahkan kelurahan. Pasti mudah digerakkan untuk menemukenali bibit unggulan dan andalan di daerahnya,” jelas gubernur perempuan pertama di Jatim ini.
Menurut Khofifah, melihat potensi durian yang begitu besar di Jatim, diperlukan tempat atau sentra pengembangannya yang bisa dijadikan tempat berdiskusi serta sekedar bercengkrama bersama. Sebagai contoh bisa di Surabaya Raya dan Malang Raya.
“Surabaya Raya dan Malang Raya merupakan sentra mobilitas masyarakat dari banyak entitas,” ujar Khofifah.
Terkait sentra ikan, lanjut Khofifah, IKAPTK bisa mengembangkan seperti yang ada di berbagai tempat. Dalam usahanya, sentra usaha ini bisa menawarkan ikan bakar, ikan asap atau ikan goreng sederhana tetapi daya tariknya luar biasa. Skala UKM saja sehingga saham anggota tidak terlalu besar.
Misalnya bisa di inisiasi seperti di daerah Kenjeran Surabaya. Cari konsultan profesional sehingga tidak boleh mengganggu tugas utama sebagai pamongpraja.
“Di sini ada Pasar Ikan Pabean ramai dan padat dikunjungi. Tetapi untuk mendapatkan kuliner serba ikan segar masih minim. Ini jadi peluang bagi para alumni IKAPTK,” tuturnya.
Selain itu, Khofifah juga menyampaikan peluang pengembangan yang bisa dilakukan IKAPTK yaitu komoditas kopi dan kakao di Jatim. Apalagi Puslit Kopi dan Kakao juga berada di Jatim.
“Kita sangat berharap dengan berbagai peluang usaha yang di Jatim, IKAPTK di Jatim bisa semakin produktif dalam bekerja, inovatif dan kreatif. Sehingga, juga bisa ikut membangun perekonomian di Jatim lebih signifikan,” pungkas Gubernur Khofifah.
Senada dengan Gubernur Khofifah, Ketua DPN IKAPTK Akmal Malik mengatakan, bahwa IKAPTK perlu melakukan penguatan di sektor ekonomi. Bahkan, pihaknya telah membuka warung IKAPTK di 33 ibu kota provinsi di Indonesia.
“Untuk memajukan ekonomi IKAPTK, maka kami menantang DPP IKAPTK di 33 ibu kota provinsi di Indonesia memiliki usaha. Ini penting, karena selain untuk memajukan ekonomi juga membuka peluang kerja bagi masyarakat khususnya bagi alumni yang sudah purna bhakti,” urainya.
Selain itu, Akmal Malik juga mengajak IKAPTK Jatim untuk ikut bergerak bersama menangani stunting di Jatim dengan melibatkan PKK. Ini penting, karena IKAPTK memiliki elemen penunjang mulai dari level provinsi hingga ke kelurahan.
“Saya ingin gerakan bersama bagi IKAPTK yang pertama adalah mengurangi angka stunting di Jatim. Dengan melibatkan PKK, Dekranasda, atau berbagai pihak agar kita berkontribusi secara nyata bagi Jatim kedepannya,” tegas Akmal Malik.
“Jadi saya harapkan IKAPTK bisa menjadi kekuatan dan elemen membangun Jatim. Tentunya, dengan mengedepankan nilai-nilai kepamongprajaan,” lanjutnya. (ST02)