SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Mulai hari ini, Senin (30/8), Pembelajaran TATAP MUKA (PTM) terbatas bertahap untuk jenjang SMA/SMK dan SLB dimulai. PTM terbatas bertahap ini dilaksanakan pada 20 kabupaten/kota di Jatim dengan PPKM level 2 dan 3.
20 kabupaten/kota tersebut adalah Sampang, Pasuruan, Sumenep, Tuban, Situbondo, dan Bondowoso. Selain itu Nganjuk, Kota Mojokerto dan Kabupaten Mojokerto, Bangkalan, serta Lamongan.
Ada pula Kabupaten Pacitan, Kabupaten Jember, Bojonegoro, Sidoarjo, Gresik dan Kota Surabaya. Untuk enam daerah yang disebutkan terakhir baru menyiapkan SMA dan SMK, sementara sisanya baru akan dirapatkan.
Selain itu, Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Pasuruan baru menyanggupi PTM untuk SMA dan SMK, dan akan menerapkan sistem yang sama di jenjang lainnya per tanggal 1 September 2021.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan dimulainya PTM tetap pola pembelajaran hybrid. Jadi, selain ada yang PTM, metode daring tetap diberlakukan. Sebab kapasitas siswa dibatasi 50 persen.
“Terlebih kita masih melakukan ini secara bertahap, jadi sambil mengukur kapasitas kita sendiri,” ujar Khofifah.
Ia menjelaskan yang penting adalah menaati peraturan dari pemerintah. Untuk teknisnya, bisa diputuskan masing-masing daerah.
“Apakah akan bergantian harinya untuk setiap kelas, atau dibuat shift per hari. Yang penting hal-hal dasar seperti pengadaan tempat cuci tangan , bermasker dan social distancing harus dilakukan,” lanjut orang nomor satu di Pemprov Jatim ini.
Mantan menteri sosial RI itu mengungkapkan betapa penting PTM ini untuk siswa-siswi sekolah kejuruan. Sebab, selama pandemi Covid-19, mereka terpaksa belajar secara daring tanpa praktik langsung telah tertinggal dari demand dunia industri, dunia usaha dan dunia kerja yang standarnya makin tinggi.
Karena itu, Pemprov memprioritaskan SMK-SMA kelas 12 untuk PTM ini. Tetapi PTM terbatas bertahap ini dapat diatur untuk semua kelas.
“Saya khawatir jika mereka hanya mengandalkan pembelajaran daring dan tidak praktik langsung, skillnya jadi tidak terasah dan mereka bisa kehilangan kepercayaan diri. Untuk itu, mari cari format terbaik untuk anak-anak agar mereka siap menghadapi dunia usaha, dunia kerja dan dunia industri setelah lulus nanti,” terangnya.
Sebagai informasi, untuk PTM terbatas bertahap, persiapan yang telah dilakukan meliputi penjarangan tempat duduk dan peniadaan kantin. Selain itu, waktu pulang bagi siswa juga dibagi berdasarkan kelas di mana Satgas Covid-19 sekolah akan memastikan siswa langsung kembali ke rumah tanpa berkumpul dan bercengkrama.
Satgas Covid-19 itu sendiri terdiri dari guru-guru, civitas akademik dan OSIS yang bekerjasama dengan Satgas di tingkat RT/RW. Tugas utama mereka nantinya adalah memastikan prokes dan ketertiban peraturan PTM dilakukan dengan disiplin ketat. (ST02)