SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Kondisi pandemi Covid-19 tidak menghalangi mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berprestasi. Kali ini, prestasi gemilang datang dari Tim Nawasena ITS yang berhasil menyabet juara 2 dalam 8th International Student Design Competition 2021 yang diselenggarakan oleh Worldwide Ferry Safety Association (WFSA) dan diumumkan langsung dari New York, Amerika Serikat, Jumat (16/7) lalu.
Yohanes Pangestu Timur, Ketua Tim Nawasena ITS, mengatakan bahwa WFSA International Student Design Competition merupakan kompetisi internasional tahunan yang mengusung tema Inovasi dan Pengembangan untuk Konsep Kapal Penyeberangan yang Aman dan Terjangkau. “Perlombaan ini sendiri memiliki tujuan untuk menciptakan sebuah konsep kapal yang aman dan berkelanjutan agar dapat terhindar dari kecelakaan kapal,” jelasnya.
Sejak tahun 2018, Tim Nawasena ITS tak pernah absen untuk mempertahankan raihan gelar juara pada ajang bergengsi dunia ini. Kompetisi tahun ini diikuti oleh 23 tim dari mancanegara, seperti Hochschule Bremen, Universität Rostock, Newcastle University, Bangladesh University of Engineering and Technology, Technische Universiteit Delft, National University of Singapore, University of British Columbia, University of the State of Amazonas, Singapore Institute of Technology, dan Indian Maritime University.
Pada gelaran tahun ini, Tim Nawasena ITS bekerja sama dengan Hochschule Wismar Jerman. Diwakili oleh lima anggota tim yang didaftarkan sebagai peserta lomba antara lain Yohanes Pangestu Timur, Imam Anthony, Kevin Rizqul Habib, Aufal Nanda Oktova, dan Bima Surya.
“Tapi total keseluruhan tim yang bekerja untuk lomba ini ada 10 orang, dibimbing oleh Dr Ir Agoes Santoso MSc MPhil dan Dr Achmad Baidowi ST MT,” tambah Yohanes.
Yohanes mengatakan jika tahun ini, WFSA International Student Design Competition menantang peserta dari berbagai tim terbaik dunia untuk menciptakan sebuah desain konseptual kapal feri sebagai sarana transportasi laut di Sungai Amazon, Brazil.
“Kapal feri tersebut dituntut untuk mampu mengangkut 300 penumpang, rendah emisi, realistis, serta terjangkau dari segi ekonomi,” ungkap Yohanes.
Mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan (Siskal) ini memaparkan bahwa pada kompetisi tersebut, Tim Nawasena ITS dengan Kapal MV Lanterna-nya mengusung ide kapal penyeberangan berjenis Ferry Ro-Pax. Yakni kapal feri yang memiliki standar keselamatan tinggi dengan sistem kendali pintar dan terintegrasi dengan sensor navigasi, sehingga mampu melalui perairan Sungai Amazon yang sempit.
Lebih lanjut, menurut Yohanes, dengan sistem tenaga hybrid-electric yang merupakan integrasi dari generator, panel surya, dan baterai yang menyuplai azimuth propulsor, Kapal MV Lanterna mampu mengurangi konsumsi bahan bakar sebesar 25,8 persen. “Untuk mencegah penyebaran virus Covid-19, Tim Nawasena ITS telah menyiapkan layout ruang akomodasi kapal yang fleksibel untuk diubah dan HEPA Filter pada rancangan sistem tata udara,” imbuhnya.
Tim meyakini jika rancangan kapal tersebut sangat memperhatikan aspek keselamatan, kesehatan dan keamanan penumpang, serta memperhatikan aspek lingkungan dengan teknologi energi terbarukan dan efisiensi energi. “Kapal kami juga dirancang dengan prospek return investasi yang menguntungkan dan komponen yang terjangkau, sehingga rancangan kapal ini memiliki kelayakan bisnis dan siap dipakai di berbagai lokasi di dunia dan di Indonesia,” papar Bima Surya, salah satu anggota tim dari mahasiswa program Double Degree Marine Engineering Hochschule Wismar Jerman.
Ke depan, Yohanes berharap agar Tim Nawasena ITS terus dapat mempertahankan gelar juara pada kompetisi-kompetisi selanjutnya. Tahun ini, Tim Nawasena ITS juga akan kembali bersaing dalam kompetisi Kontes Kapal Cepat Tak Berawak Nasional yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). “Kami harap Tim Nawasena ITS dapat membawa pulang juara dalam ajang tersebut,” ucap Yohanes. (ST05)