SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berkeliling untuk melakukan pengecekan ke beberapa tempat usaha di Kota Pahlawan, Senin (28/6) malam. Hal ini dilakukannya sebagai bahan evaluasi penerapan operasional jam malam bagi tempat usaha sesuai dalam kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala Mikro.
Didampingi beberapa kepala Perangkat Daerah (PD) di lingkup pemkot, Wali Kota Eri Cahyadi berkeliling ke beberapa kawasan Surabaya Barat sejak pukul 21.00 WIB hingga larut malam. Mulai dari Jalan Indragiri, Jalan Mayjend Sungkono, HR Muhammad, Jalan Mayjend Yono Suwoyo hingga kawasan G-Walk Citraland.
Beberapa kali, Eri bersama rombongan juga terlihat berhenti sejenak untuk melakukan sosialisasi secara humanis kepada pemilik rumah makan atau restoran yang masih buka melebihi pukul 20.00 WIB. Meski dari hasil pantauan di lokasi mayoritas sudah tutup sejak pukul 20.00 WIB. Sedangkan yang masih buka di atas jam tersebut, mereka menerapkan sistem take away atau makan dibawa pulang.
Wali Kota Eri Cahyadi menyampaikan terima kasih kepada warga Surabaya karena dengan kesadarannya sendiri telah disiplin menerapkan jam malam. Namun sebenarnya dia sendiri mengaku iba dan tak tega ketika melihat warganya harus menutup usahanya lebih awal dari jam normal biasanya.
“Sebenarnya secara jujur dari hati saya, kalau tutup jam 8 malam ini, sakjane hati tidak tega (hati tidak tega sebenarnya). Karena apa? ini tempat mata pencahariannya teman-teman untuk mencari nafkah buat anak istrinya, keluarganya,” katanya.
Namun, setelah melihat bagaimana penerapan di lapangan, dia meyakini kebijakan PPKM Mikro selama selama tujuh hari ini dapat menekan kasus Covid-19 di Surabaya. Dengan begitu, secara otomatis maka akan berdampak positif bagi perekonomian Kota Pahlawan.
“Saya matur nuwun (terima kasih) malam ini, alhamdulillah dengan kesadarannya menutup sendiri. Insya Allah dengan kesadaran ini, Covid-19 bisa turun dan bisa landai. Sehinggga kita bisa melakukan kegiatan ekonomi lagi,” tutur dia.
Tak lupa, dia pun kembali mengajak masyarakat untuk saling bahu-membahu bersama menjaga Kota Surabaya dari Covid-19. Caranya yakni dengan teta disiplin menerapkan protokol kesehatan 5M (nemakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilisasi).
“Sekali lagi saya matur nuwun kepada masyarakat Surabaya. Tolong dijaga kota ini. Karena Panjenengan (Anda) yang bisa menyelamatkan keluarga panjenengan dari penyakit Covid-19,” pesannya.
Mau tidak mau, percaya tidak percaya, Eri menyatakan, bahwa saat ini banyak warga Surabaya yang sedang dirawat di rumah sakit dengan kondisi yang memprihatinkan. Apalagi di antara mereka itu tergolong masih usia anak-anak dan lanjut usia (lansia).
“Banyak saudara kita warga Kota Surabaya yang ada di rumah sakit kondisinya sangat memprihatikan. Apalagi ketika kita melihat anak-anak kecil dan orang tua,” imbuhnya.
Mantan kepala Badan Perencanaan Pembangunan Surabaya itu menuturkan, meski dalam tinjauannya ini masih ditemukan pelaku usaha yang beroperasi di atas pukul 20.00 WIB, namun dia selalu menekankan jajarannya agar mengedepankan sikap humanis. Sebab, pemerintah sadar bahwa pelaku usaha ini sedang mencari nafkah untuk keluarganya.
“Saya selalu pesankan kepada teman-teman kita agar tetap humanis. Karena bagaimanapun saudara-saudara kita ini mencari nafkah, jadi kita harus menyadari itu,” ungkapnya.
Pihaknya pun optimistis, dengan upaya kebersamaan dan sinergi seluruh stakeholder ini, maka pandemi di Kota Surabaya bisa terus landai. Dengan begitu diharapkan, maka perekonomian di Kota Pahlawan segera kembali normal.
“Insya allah kalau bersama begini tidak lama (kasus Covid-19) bisa landai dan kita bisa melakukan aktivitas perekonomian seperti semula. Matur nuwun (terima kasih) warga Surabaya,” tandasnya. (ST01)