SURABAYATODAY.ID, SURABAYA –Perwakilan PGRI dan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA, SMK dan SLB Se-Jatim melakukan audiensi dengan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Minggu (16/5). Dalam pertemuan di gedung Negara Grahadi Surabaya itu, Khofifah didampingi Kepala Dinas Pendidikan Jatim Wahid Wahyudi.
Hadir pula pada pertemuan tersebut, antara lain Kadinkes Jatim Herlin Ferliana, Dirut RSUD Dr Soetomo sekaligus kordinator kuratif covid-19 Joni Wahyuhadi, dan Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Setdaprov Jatim Hudiyono. Selain itu juga hadir Wakil Ketua PGRI Jatim Sumarto, Sekbiro Advokasi dan Perlindungan Hukum PGRI Jatim Edy Suyatno, Wakil Bendahara PGRI Jatim Asri Sukaryani, Sekbiro Seni Budaya dan Olah Raga PGRI Jatim Bambang APKS, Wakil Ketua APKS Jatim Mamik Subagiyo, dan Bendahara MKKS SMK PGRI Jatim Tanti N.
Sementara perwakilan dari MKKS, Kepala SMKN 5 Surabaya Heru Musanyoto, Kepala SMAN 5 Surabaya Sri Widiati, Kelala SMAN 1 Surabaya Khoiril Anwar, Kepala SMA Hang Tuah Surabaya Hadi Sukiyanto, Kepala SLB Negeri Gedangan Sidoarjo Miseri, MKKS SMAN Sidoarjo Panoyo, dan MKKS SMK Swasta Jatim Kisyanto.
Pada pertemuan tersebut di antaranya dibahas tentang rencana back to school atau pembelajaran tatap muka yang akan dimulai 5 Juli 2021 atau pada tahun ajaran baru 2021/2022. Wahid Wahyudi mengatakan, hingga saat ini 38 bupati/wali kota sudah memberikan rekomendasi untuk SMA, SMK dan SLB yang sudah siap melakukan pembelajaran tatap muka.
Sesuai dengan arahan dari Mendikbud telah direkomendasikan sekolah tatap muka mulai Januari 2021. “Diharapkan pada bulan Juni 2021 seluruh Indonesia sudah melakukan tatap muka dengan target semua guru sudah divaksin,” ujarnya.
Di Jatim sendiri, lanjut Wahid, para guru SMA, SMK dan SLB yang telah melakukan vaksinasi Covid-19 dua kali sebanyak 38 persen.
“Kami berharap kepada jajaran Dinkes Jatim pada bulan Mei 2021 atau Juni 2021, tenaga pendidik dan guru 100 persen sudah divaksinasi 2 kali,” lanjutnya.
Ia menginginkan supaya pendidiknya sehat. Hal ini secara psikologis akan membuat masyarakat bisa menerima pembelajaran tatap muka dengan tenang.
“Sehingga rencana kami tatap muka pada awal tahun ajaran 2021/2022 yaitu pada 5 Juli 2021 dapat berjalan aman,” tambah Wahid Wahyudi. (ST02)