SURABAYATODAY.ID, MALANG – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa gerak cepat meninjau lokasi terdampak gempa bermagnitudo 6,1 yang mengguncang Jawa Timur, Sabtu (10/4) lalu. Gbernur perempuan pertama di Jatim itu meninjau sejumlah lokasi terdampak bencana di Kabupaten Malang tepatnya di Turen, Dampit dan Ampel Gading.
Khofifah meninjau Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Turen Malang. Ia melihat langsung sejumlah fasilitas sekolah yang ambruk. Nampak atap sekolah runtuh dan 16 ruang kelas tidak dapat digunakan termasuk di dalamnya alat-alat elektronik penunjang sekolah yang jugabtidak dapat digunakan.
Selanjutnya, Khofifah juga meninjau kantor Desa Majang Tengah Kecamatan Dampit yang mengalami kerusakan cukup parah. Setidaknya saat ini ada 22 KK yang mengungsi di tenda pengungsian. Di tenda pengungsian, terlihat sudah ada dapur umum namun tidak begitu luas.
Mantan Menteri Sosial itu memaksimalkan konsolidasi penanangan bencana langsung di lapangan. Ia menerjunkan Tim BPBD Prov Jatim serta Dinsos Jatim lewat Tagana untuk menyiapkan lokasi posko-posko bantuan berbasis desa.
Berbeda dengan posko bencana alam seperti banjir, posko untuk bencana gempa, menurutnya, membutuhkan area yang luas. Karena itu Khofifah memberi saran balai desa untuk dijadikan posko, agar jika terjadi gempa susulan bisa memungkinkan untuk melakukan penyelamatan diri. Sedangkan pengungsian diharapkan di lapangan agar lebih aman dan nyaman.
“Saya ingin memastikan tempat pengungsian ini bisa dilakukan di area luas. Dan setelah berdiskusi dengan bupati Malang, kita menyiapkan balai desa sebagai opsi atau pilihan yang strategis untuk dijadikan posko sedangkan beberapa lapangan disiapkan untuk tempat pengungsian,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Khofifah menyebutkan butuh banyak langkah evakuasi pasca bencana. Karenanya, dalam proses evakuasi ini, ia mengajak seluruh elemen bergandengan tangan dan gotong royong. Ia berterima kasih juga pada TNI dan Polri dan semua relawan yang terus berdampingan dengan masyarakat dalam penanganan dan evakuasi pasca bencana.
“Kita bisa lihat proses evakuasi ini berjalan dengan baik dan seluruh element turun baik TNI-Polri maupun relawan di daerah. Dan kembali kita tegaskan bahwa penyelamatan tanggap darurat terhadap keselamatan warga harus diprioritaskan,” tegasnya.
Hingga kini inventarisasi, identifikasi dan pendataan terus dilakukan. Data yang terinventarisir saat ini juga masih dinamis mengingat banyak kerusakan kerusakan yang harus dihitung dengan detail. Apakah itu konstruksi bangunan atau nilai kerusakan yang ditimbulkan.
Namun ia secara khusus berpesan agar seluruh sarana dan tempat ibadah yang terdampak bencana gempa bisa segera dibersihkan karena sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadan.
“Allhamdulillah jajaran TNI-Polri dan relawan di daerah terus bergerak untuk membantu melakukan perbaikan sarana tempat ibadah secepatnya,” tambahnya.
Terakhir, Gubernur Khofifah jugabmeminta warga untuk sabar dan tetap waspada. Pasalnya Jatim sudah mendapat warning dari BMKG bahwa dua hari ini diprediksi akan hujan lebat diwilayah Probolinggo, Malang, Lumajang dan Blitar.
Untuk itu ia mengimbau agar ada informasi dini pada masyarakat yang tinggal di pinggir atau daerah aliran sungai, pada wilayah tinggi dengan tingkat kemiringan tertentu untuk menghindari banjir bandang dan longsor.
“Info BMKG, akan ada banjir bandang ataupun gempa susulan karena tadi masih ada gempa 5.3 SR. Jadi kami harap masyarakat yang ada di ketinggian tertentu dan kemiringan wilayah tertentu serta pinggir sungai berkenan melakukan evakuasi dini ataupun di evakuasi bersama-sama agar terhindar dari hal yang tidak diinginkan terjadi,” harapnya.
Beri Santunan Kepada Tiga Ahli Waris Meninggal Korban Gempa
Selain meninjau lokasi terdampak bencana gempa, dalam kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah Indar Parawansa juga menyerahkan santunan kepada tiga orang ahli waris korban meninggal akibat gempa bumi .
Khofifah didampingi Bupati Malang Sanusi menyerahkan secara langsung santunan sebesar Rp 10 juta kepada masing-masing ahli waris di kantor Kecamatan Ampel Gading.
Ketiga korban meninggal akibat bencana gempa tersebut adalah, Munadi (85 tahun), Imam Santoso (30 tahun) dan Hariyeh (80 tahun).
Tak hanya santunan, bantuan kemanusiaan juga diserahkan oleh Pemprov Jatim kepada Pemkab Malang sebagai upaya penanggulangan bencana saat tanggap darurat.
Bantuan tersebut berupa paket sembako yang terdiri dari beras 500 kg, lauk pauk 60 paket, tambah gizi 240 paket, terpal 50 lembar, selimut 100 pcs, mie instan 50 dus, masker kain 10.000 pcs dan sembako 200 paket.
Selain itu, Gubernur Khofifah juga terlihat membagikan ratusan paket buku dan peralatan sekolah bagi anak-anak yang terdampak bencana gempa bumi. (ST02)