SURABAYATODAY.ID, PROBOLINGGO Hujan dengan intensitas tinggi dan merata di daerah hulu sungai Kedunggaleng, Kabupaten Probolinggo, Rabu (10/3) sore. Imbasnya, air sungai meluap dan menggenangi sejumlah jalan dan permukiman warga. Selain itu, banjir ini juga disebabkan sedimentasi dasar sungai dan sungai yang tidak mampu menampung debit air.
Beberapa wilayah yang terdampak banjir di antaranya Desa Kalirejo, Desa Kedungdalem, Desa Tegalrejo dan Desa Dringu di Kecamatan Dringu, Kab. Probolinggo. Banjir juga sempat menggenangi jalan raya sehingga menyebabkan kemacetan di jalur selatan Probolinggo.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pun bereaksi cepat. Ia meninjau titik-titik yang terdampak banjir akibat luapan sungai Kedunggaleng di Kabupaten Probolinggo, Kamis (11/3) sore.
Titik yang ditinjau adalah posko pengungsian dan dapur umum yang ada di kantor Kecamatan Dringu, SDN Kedungdalem I, kemudian meninjau rumah-rumah warga yang terdampak banjir dan jembatan yang ada Desa Kedungdalem, Kecamatan Dringu. Selain itu Khofifah meninjau Dam Mbok Siti Desa Sumber Bulu Kecamatan Tegalsiwalan.
Gubernur Khofifah mengatakan bahwa ke depan Pemprov Jatim bersama Dinas PU Kabupaten Probolinggo akan segera membuat bronjong. Sedangkan BBWS Brantas segera membuat plengsengan permanen sebagai solusi penanganan banjir akibat luapan sungai Kedunggaleng ini.
Tapi, untuk sementara akan dibuat bronjong sebagai penanganan darurat di tanggul-tanggul yang jebol. “Pemprov Jatim sudah melakukan koordinasi dengan BBWS Brantas dan Pemkab Probolinggo. Sementara ini untuk daerah yang rawan Pemkab Probolinggo sudah melakukan perencanaan untuk pembuatan bronjong di tanggul yang jebol, ke depannya Pemprov bersama BBWS akan membangun plengsengan lebih permanen,” katanya.
Ia menjelaskan DED nya sedang dihitung mungkin kurang lebih 1,5 bulan supaya titik titik rawan ini bisa dilakukan recovery lebih dulu dan selanjutnya sambil disesuaikan kemampuan anggaran di tahun 2022. Namun dikatakan, Pemprov Jatim, Kementerian PUPR melalui BBWS Brantas, serta Pemkab Probolinggo sudah mengalokasikan anggaran untuk penanganan banjir luapan Sungai Kedunggalang dan saling bersambung. Sehingga dalam waktu dekat pemasangan bronjong bisa segera dimulai, kemudian juga akan dibangun plengsengan permanen.
Khofifah juga menyebutkan titik-titik kritis dan strategis mana yang dipasang plengsengan lebih dulu. Kemudian kita juga melihat kekuatan jembatan yang ada di tiap desa karena ini mempersambungkan dua wilayah.
“Sehingga ini yang harus dijaga supaya bagaimana jembatan ini bisa diprioritaskan untuk membantu mobilitas masyarakat disaat plengsengan dibangun, supaya koneksitas tetap tersambung,” terangnya.
Selain menyiapkan plengsengan permanen, orang nomor satu di Pemprov Jatim ini juga meminta pada seluruh warga untuk gotong royong mengaktifkan kembali relawan Jogo Kali serta tidak membuang sampah ke sungai. Hal ini dikarenakan seringkali banjir terjadi akibat menumpuknya sampah di bantaran sungai.
“Beberapa banjir sebelumnya seperti di Gempol, Jombang dan Nganjuk juga karena menumpuknya sampah sehingga untuk mengurainya perlu alat berat. Relawan jogo kali diperlukan karena passion dan hatinya mereka ada dalam proses penjagaan dan pengawalan supaya sungai kita bersih,” tegasnya.
Tidak hanya itu, lanjut Khofifah, mengatasi masalah banjir ini juga diperlukan pendekatan pentahelix (pentahelix approach), yakni dengan melibatkan pemerintah, sektor swasta, akademisi, media, serta masyarakat termasuk para relawan. Pendekatan pentahelix ini dipandang penting karena permasalahan banjir ini membutuhkan perhatian semua pihak.
Di sisi lain, di sela tinjauan itu, Khofifah menyerahkan bantuan. Bantuan yang diserahkan yakni bronjong 20 lembar, glangsing 2000 pcs, terpal 10 lembar, jumbo bag 30 pcs, velbad 5 unit, chainsaw 1 unit, dan pemotong dahan 2 unit. Selain itu juga dibagikan paket kebersihan 20 paket, hand sanitizer 20 liter, APD 10 pcs, sprayer 5 unit, lauk pauk 60 paket, tambah gizi 60 paket, dan paket sembako 100 paket. (ST02)