Surabayatoday.id, Surabaya – Sampai separo jalan, upaya Karjono sebagai penyandang disabilitas untuk membuat koperasi sudah berhasil. Dengan bantuan wali kota Surabaya (dulu masih Tri Rismaharini), legalitas koperasinya sudah ada.
Namanya “Koperasi Syariah Al-Muhajirin Siwalankerto Sejahtera”. Lokasinya di rusunawa Siwalankerto milik Pemkot Surabaya.
Dalam manajemen pengelolaan koperasi, Karjono mengaku, selama ini pihaknya juga didampingi Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (Dinkopum) Surabaya. Setiap dua pekan, tim dari Dinkopum datang memberikan pendampingan. Seperti membantu terkait pembukuan koperasi hingga stok barang.
“Termasuk saat mengadakan RAT (Rapat Anggota Tahunan) yang pertama di bulan November 2020 kemarin kami juga diarahkan. Karena badan hukum kami di tahun 2019, sedangkan awal 2020 masa pandemi sehingga RAT-nya diundur bulan November 2020,” terang penyandang tunanetra ini.
Seiring berjalannya waktu, koperasi yang digagas Karjono bersama rekannya kini telah memiliki aset sekitar Rp 100 juta lebih, baik berupa uang cas maupun barang di toko kelontong. Bahkan, jumlah anggota di koperasi ini sekarang telah mencapai 130 orang. Mayoritas para anggota koperasi merupakan warga Rusunawa Siwalankerto.
Ia menegaskan dirinya dan warga yang lain terlah bersepakat ingin menjaga kestabilan usaha. Mereka juga memiliki misi yang sama yakni mempersatukan.
“Kami punya prinsip sapu lidi. Bagaimana agar sapu lidi yang kecil-kecil itu jika disatukan menjadi satu kekuatan ekonomi,” imbuhnya.
Karjono hanya berharap, ke depan rusunawa dapat menjadi konsep one spot center. Di mana rusunawa tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tapi di situ juga ada kestabilan, serta ada pengendalian atau kerjasama dalam hal perekonomian.
“Kami berharap warga rusunawa lebih sejahtera. Mudah-mudahan nanti semua warga rusun bisa memiliki rumah sendiri-sendiri,” tambahnya.
Ia pun memiliki keinginan yang barangkali tidak dpikirkan semua orang. Ia tidak ingin selamanya menetap di rusun. “Kalau kami sudah punya rumah, sehingga rusun ini bisa segera kami tinggalkan dan rusun ini bisa ditempati oleh warga Surabaya lainnya yang membutuhkan atau belum memiliki rumah,” papar dia.
Ketua RT 07 RW 06, Rusunawa Siwalankerto, Kelurahan Siwalankerto, Kecamatan Wonocolo Surabaya, Tri Sugeng Purwidianto membenarkan, bahwa saat ini sudah banyak warga Rusunawa Siwalankerto yang menjadi anggota koperasi. “Sekarang lebih maju lagi. Artinya ada toko kelontongnya, anggotanya sudah bertambah sekitar 100-an lebih. Mereka adalah warga di dua Rusun Siwalankerto,” kata Sugeng.
Ia mengaku bersyukur adanya koperasi di rusunawa ini. Sebab, warga tak harus belanja jauh-jauh ke luar rusun karena di toko kelontong milik koperasi sudah mencukupi. “Saya selaku Ketua RT hanya membantu memfasilitasi. Dengan adanya koperasi itu saya berharap warga juga bisa dapat manfaatnya,” terang dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (Dinkopum) Kota Surabaya, Widodo Suryantoro menyatakan terus melakukan pembinaan melalui pendampingan kepada pengurus koperasi yang ada di Kota Pahlawan. Misalnya dalam hal pembukuan, pengembangan usaha hingga pembinaan pengurus koperasi.
“Saat ini ada sekitar 800 koperasi dibawah binaan Dinkop yang tersebar di 31 kecamatan Surabaya. Mulai akhir tahun 2020 kemarin, di 31 kecamatan sudah terbentuk semua,” kata Widodo.
Diungkapkan pula, bahwa koperasi ini tak hanya dibentuk di lingkup perkampungan. Namun di rusunawa Surabaya juga terbentuk koperasi berupa toko kelontong. Di antaranya, Rusunawa Romokalisari, Tanah Merah, Penjaringansari, Sumbo hingga Siwalankerto.
“Harapannya memang dulu di masing-masing rusun ada koperasi toko kelontong. Saya harapkan tahun ini semua koperasi bisa beroperasi, semua jalan, supaya dapat membantu perputaran roda ekonomi di Surabaya,” pungkasnya. (ST01-habis)