Surabayatoday.id, Surabaya – Pandemi Covid-19 telah berdampak kepada semua aspek, baik itu aspek ekonomi maupun kesehatan. Karena itu perlu dilakukan penanganan yang seimbang agar roda perekonomian tetap berjalan seiring dengan penegakan disiplin protokol kesehatan.
Hal ini disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana saat membuka peluncuran Aplikasi Jempolku melalui video teleconference di ruang kerja wali kota Surabaya, Selasa (29/12). “Prinsipnya memang dalam menangani kondisi pandemi yang sudah hampir setahun ini, kita dari Pemkot Surabaya harus betul-betul cermat membalancing antara bagaimana kita menangani kesehatan juga menangani ekonominya,” kata Whisnu.
Sebab, kata dia, apabila pemkot hanya fokus menangani kesehatan, maka dapat berdampak besar pada kondisi ekonomi masyarakat di bawah. Sementara jika penanganannya hanya difokuskan pada ekonomi, maka kasus covid-19 akan semakin tidak terkendali.
Makanya di Surabaya penanganannya dilakukan secara seimbang antara ekonomi dan kesehatan. “Jadi harus balancing kita mengatur itu. Berpikir masalah ekonomi memang ini Alhamdulillah sudah banyak kreativitas-kreativitas dari masyarakat Surabaya bagaimana memulai usaha dengan kondisi pandemi saat ini,” papar dia.
Pria yang akrab disapa WS inipun mengapresiasi dan merespons positif diluncurkannya salah satu inovasi yang bertujuan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat. Ia berharap, ke depan semakin banyak lagi kreasi-kreasi yang dimunculkan oleh warga Surabaya.
“Khususnya untuk peningkatan ekonomi masyarakat di bawah. Itu yang kita harapkan,” ungkap dia.
Di sisi lain, WS juga menyatakan, saat ini kondisi ekonomi masyarakat Surabaya terus merangkak naik. Kondisi seperti ini diharapkan dapat terus berjalan.
“Kita sebetulnya bisa bangkit dalam kondisi pandemi seperti ini. Jadi jangan pernah putus asa, Pemkot Surabaya akan selalu hadir membantu masyarakat,” pesan dia.
Apalagi, WS juga mengaku, selama ini Pemkot Surabaya terus memberikan stimulus melalui berbagai program pemberdayaan ekonomi masyarakat, khususnya kepada pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Baik itu dari sisi pemasaran maupun kegiatan di lingkup Pemkot Surabaya yang melibatkan mereka.
“Kita juga instruksikan ke lurah camat agar setiap kegiatan untuk memberdayakan warga sekitarnya. Hal-hal seperti ini yang coba terus kita suplai,” pungkas dia. (ST01)