Surabayatoday.id, Surabaya – 14 sekolah jenjang SMP negeri dan swasta di Surabaya hari ini, Senin (7/12) menggelar simulasi sistem pembelajaran tatap muka. Lembaga pendidikan itu terdiri dari 11 SMP negeri dan tiga SMP swasta.
Salah satu sekolah negeri yang melaksanakan sekolah tatap muka adalah SMPN 1. Di sekolah ini, dari total 405 siswa kelas IX, hanya 18 siswa yang back to school.
Kepala SMPN 1 Surabaya, Akhmad Suharto menyatakan, simulasi pembelajaran tatap muka di sekolahnya berjalan lancar. Seluruh siswa yang hadir dalam kondisi sehat dan sebelumnya telah dilakukan swab dengan hasil negatif covid-19.
“Alhamdulillah berjalan lancar, seluruh siswa dalam kondisi sehat. Sebelumnya telah di-swab oleh Pemkot Surabaya. Yang mengajar juga guru-guru umurnya di bawah 50 tahun,” kata Akhmad Suharto.
Ia mengungkapkan, simulasi belajar tatap muka hari pertama ini diikuti 18 pelajar kelas IX. Sementara bagi pelajar lain, mereka dapat mengikuti pembelajaran melalui online di rumahnya masing-masing.
“Dari seluruh siswa kelas IX sebanyak 405 anak itu materinya sama, antara yang berada di rumah dan sekolah. Jadi siswa yang berada di rumah juga menerima pembelajaran yang sama,” ungkap dia.
Untuk mendukung pelaksanaan simulasi belajar tatap muka di sekolahnya, ia menerangkan pihak sekolah telah menyiapkan sarana prasarana protokol kesehatan. Di antaranya, pengecekan suhu tubuh menggunakan thermo gun, bilik sterilisasi, tempat cuci tangan, penerapan jaga jarak di kelas, hingga akses jalan One Way atau satu arah.
“Sarana dan prasarana (protokol kesehatan) sudah disiapkan Pemkot Surabaya. Hari ini mata pelajaran jam pertama 90 menit dan kedua 60 menit (total 2 ,5 jam). Sementara ini tidak ada kendala apapun dan berjalan dengan lancar,” tambah dia.
“Karena dari total 47 siswa yang diizinkan orang tua hanya 11 siswa,” kata Erwin.
Erwin mengaku, pihaknya memiliki kebijakan bagi setiap orang tua yang anaknya diizinkan mengikuti belajar tatap muka di sekolah. Kebijakan itu yakni agar orang tua bersedia antar jemput tepat waktu.
Apabila orang tua tidak bersedia, maka pihak sekolah tidak mengizinkan. “Bagi orang tua yang siap antar jemput anaknya tepat waktu akan kami izinkan. Karena kami juga tidak ingin ada kerumunan-kerumunan di sekolah,” jelasnya.
Meski demikian, kata Erwin, para orang tua tidak perlu khawatir anaknya tertinggal pelajaran meski belum diizinkan mengikuti belajar secara tatap muka. Sebab, pihaknya juga menerapkan sistem pembelajaran secara Blended-Learning atau kombinasi offline (tatap muka di kelas) dan online.
“Jadi saat guru itu mengajar offline tatap muka dengan anak-anak sekaligus mengajar daring. Jadi anak-anak bisa join google meet, zoom dan yang tidak bisa dapat melalui youtube,” terang Erwin Darmogo.
Untuk dikerahui, 14 lembaga pendidikan di Surabaya yang melaksanakan simulasi belajar mengajar tatap muka di sekolah. Rinciannya yakni, SMPN 1 Surabaya, SMPN 2 Surabaya, SMPN 3 Surabaya, SMPN 10 Surabaya, SMPN 12 Surabaya, SMPN 15 Surabaya, SMPN 19 Surabaya, SMPN 26 Surabaya, SMPN 28 Surabaya, SMPN 46 Surabaya dan SMPN 62 Surabaya. Sementara lembaga pendidikan swasta, terdiri dari SMP 17 Agustus 1945 Surabaya, SMP YBPK 1 Surabaya dan SMP GIKI 2 Surabaya. (ST01)