Surabayatoday.id, Surabaya – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menerima 29 sertifikat aset pemkot dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) 1 Surabaya di rumah dinas wali kota, Jalan Sedap Malam, Surabaya. Proses penyerahan itu disaksikan oleh Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya Anton Delianto, karena beberapa aset yang sudah keluar sertifikatnya itu merupakan hasil pendampingan hukum dari Kejari Surabaya.
Kepala Kantor Pertanahan Kota Surabaya I Kartono Agustiyanto menjelaskan ada 29 sertifikat aset pemkot yang diserahkan. Rinciannya, 12 sertifikat aset yang merupakan hasil pendampingan dari Kejari Surabaya, lalu 14 sertifikat pengadaan tanah di kawasan eks lokalisasi, 1 sertifikat aset pengadaan Makam Warugunung, dan 2 aset tanah yang dipergunakan untuk sekolahan.
“Kami harap ini bisa bermanfaat untuk warga Surabaya. Kami juga siap membantu pemkot dalam penyertifikatan aset-aset yang belum bersertifikat sampai saat ini,” katanya.
Sementara itu, Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya Anton Delianto mengatakan bahwa proses penyelamatan aset hingga disertifikatkan ini merupakan perjuangan bersama-sama. Karena memang selama kepemimpinan Wali Kota Risma sudah banyak menyelamatkan aset dan banyak membawa perubahan bagi Kota Surabaya.
“Mungkin kalau ada aset pemkot yang belum disertifikatkan, mungkin nanti diinventarisir aja Bu untuk kita sertifikatkan bersama-sama. Ini untuk mencegah adanya orang-orang yang tidak bertanggungjawab memanfaatkan aset itu,” kata Anton.
Pada kesempatan itu, Risma mengatakan atas nama Pemkot Surabaya ia mengucapkan terimakasih banyak kepada jajaran BPN 1 Surabaya dan jajaran Kejari Surabaya. Sebab, dia mengaku beberapa aset yang baru keluar sertifikatnya itu, sudah berusaha ditangani sejak tujuh tahun lalu.
“Alhamdulillah berkat bantuan pihak kejaksaan akhirnya aset tersebut berhasil kita selamatkan dan kita sertifikatkan,” katanya.
Menurutnya, beberapa aset yang berhasil diselamatkan itu langsung dimanfaatkan untuk kepentingan umum. Salah satunya ada yang akan dibuat waduk, taman bermain dan berbagai fasilitas publik lainnya.
“Nah, yang baru keluar sertifikatnya ini, nanti disitu akan kami buat taman, mungkin tahun depan, karena memang di sekitar situ tidak ada taman. Kalau kami buat taman, itu tidak hanya sekadar membuat taman saja, tapi warga biasanya juga bisa mendapatkan income dari taman tersebut dengan berjualan di sentra PKL-nya, jadi ketika taman itu banyak pengunjungnya, maka warga juga dapat pendapatan,” tegasnya.
Presiden UCLG ASPAC ini juga memastikan akan terus berkomitmen menyelamatkan aset hingga penyertifikatan aset tersebut. “Saya bersyukur karena kita sudah sekitar 60 persen aset kita yang disertifikatkan, saya mulai itu dari 3 persen. Tapi memang masih banyak aset pemkot yang harus kita sertifikatkan,” tambahnya. (ST01)