Surabayatoday.id, Surabaya – Polisi membongkar jaringan pembuatan uang palsu. Enam tersangka diamankan dan uang palsu pecahan 100 ribu sejumlah Rp 16,2 miliar disita.
Selain itu, polisi juga mengamankan beberapa barang bukti lain. Misalnya satu unit mesin ofset, satu unit mesin pres, satu unit mesin pengering, lemari pengering, dua rem kertas putih, lima lembar metrai 6.000 palsu, dan satu set komputer untuk menggambar uang palsu.
Para tersangka yang diamankan, mereka diduga pembuat uang palsu dengan jaringan antar wilayah. Sebab para tersangka ada yang dari Mojokerto, Jombang, Jakarta dan Tangerang.
Lantas apakah uang palsu yang dibuat jaringan ini benar-benar mirip dengan uang asli? Deputi Kepala Perwakilan BI (KPw BI) Provinsi Jawa Timur Imam Subarkah mengatakan, uang palsu (upal) yang diproduksi dan berusaha diedarkan para tersangka itu masih bisa dikenali melalui teknik 3D (dilihat, diraba, diterawang).
Menurutnya, uang kertas asli kalau diraba itu merata kasarnya. Sedangkan uang palsu itu walaupun sudah terasa kasar, tapi masih ada beberapa bagian yang tidak kasar.
“Karena kalau uang asli itu kan kasar karena teknik cetak. Tapi kalau ini (uang palsu) bukan karena teknik cetak tapi karena jenis kertasnya yang dipakai,” ujarnya.
Imam menjelaskan, benang pengaman pada uang pecahan Rp100 ribu asli modelnya ditanam dengan dijahit. Tapi, pada uang palsu itu terlihat jelas menggunakan teknik cetak, seolah-olah ada benang pengamannya.
“Kemudian kalau diterawang ini gambarnya ada tapi tidak sempurna. Karena ini pencetakan. Warnanya sepintas mirip tapi lebih buram dibanding uang asli,” katanya.
Lalu, perbedaan yang juga mencolok adalah, kalau uang Rp100 ribu asli terdapat beberapa bagian yang kalau digerakkan muncul beberapa warna. Namun yang palsu tidak bisa.
“Sepintas mirip tapi kalau didetailkan masih belum seperti uang asli. Masih bisa diketahui dengan 3D,” katanya.
Imam memastikan, bahwa uang yang disiapkan di setiap mesin anjungan tunai mandiri (ATM) adalah uang asli. Untuk mengantisipasi peredaran uang palsu, petugas dari bagian pengelola rupiah secara rutin mengecek uang asli yang diedarkan. Keamanan ATM juga dilakukan pengecekan.
“Uang palsu juga mungkin ada di selipan-selipan itu. Tapi kami akan melakukan tindakan kepada pengelola uang rupiah kalau ditemukan ada uang palsu. Ada tindakan atau sanksi,” tambahnya.
“Mesin pengelola uang itu bisa mendeteksi. Bahkan kalau mesin pengelola yang digunakan bisa memilah tingkat kelusuhan uang, bisa mendeteksi uang palsu,” katanya lagi. (ST04)