Surabayatoday.id, Sumenep – Satu lagi program unggulan Pemrov Jawa Timur terealisasi. Hal ini ditandai dengan peresmian gedung SMK Boarding School Nasyrul Ulum di Desa Aengdake, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep. Peresmian ini dilakukanGubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa pada Selasa (29/9).
Gedung SMK Nasyrul Ulum ini merupakan ejawantah dari salah satu Bhakti dalam Nawa Bhakti Satya Pemprov Jatim, yakni Jatim Cerdas, dengan nama Program PESAN AMAN (Pesantren Pengasuhan Anak Masa Depan). Program ini merupakan program pengasuhan yang menyasar anak-anak dari keluarga petani dan nelayan kurang mampu serta yatim piatu yang selama ini tidak hanya tidak bisa mengakses pendidikan berkualitas, namun juga tidak mendapatkan pengasuhan yang komprehensif.
Program ini mengkolaborasikan antara pendidikan formal dengan pesantren yang siap memberi pengasuhan di Jawa Timur. Gubernur Khofifah Indar Parawansa menjelaskan bahwa pesantren yang ditunjuk sebagai pesantren pengasuh menerapkan program pengasuhan sedemikian rupa sehingga anak-anak bisa mendapatkan pendidikan yang baik dengan kualitas moral keagamaan yang terjaga.
“Pemilihan Pesantren Nasyrul Ulum Sumenep sebagai pilot project program Pesan Aman ini dengan pertimbangan di wilayah ini cukup banyak anak-anak yang membutuhkan pendidikan yang lebih layak sekaligus membutuhkan kepengasuhan yang lebih intensif,” Kata Khofifah.
Orang nomor satu di pemerintahan Jawa Timur ini juga menegaskan bahwa program ini akan terus dikembangkan. Diharapkan di tahun-tahun yang akan datang juga akan dibuat sekolah yang sama di daerah-daerah lain yang membutuhkan di Jawa Timur,.
“Sehingga tidak ada lagi anak-anak di Jawa Timur yang tidak mendapatkan pendidikan dan kepengasuhan yang layak,” terangnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Provinsi Jawa Timur, Wahid Wahyudi menjelaskan bahwa masalah lingkungan sosial selama ini sangat menentukan dalam hal pendidikan anak. Dikatakan, masalah umum pada keluarga miskin adalah terbengkalainya proses pengasuhan anak di luar jam sekolah.
Di lingkungan keluarga miskin, mudah ditemukan anak-anak bekerja membantu orang tuanya. Pekerja anak ini menjadi salah satu isu penting tidak hanya dalam bidang perburuhan, tapi juga pendidikan. Banyak anak terpaksa drop out sekolah karena dipaksa untuk turut menyangga ekonomi keluarga.
“Anak-anak yang semestinya mendapat pendidikan dan pengasuhan yang baik dan berkualitas, akhirnya tumbuh menjadi orang dewasa yang tetap berada dalam lingkaran kemiskinan keluarga yang turun-temurun.” jelas Wahid Wahyudi. (ST02)