SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Berdasarkan hasil asesmen situasi Covid-19 dari Kemenkes per 13 Oktober 2021, ada 34 kabupaten/kota di Jawa Timur yang masuk pada level 1. Sisanya, ada empat daerah yang berada pada level 2.
Empat daerah yang dimaksud adalah Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Malang, Kabupaten Jember, dan Kota Malang. “Alhamdulillah, situasi Jawa Timur semakin membaik hari ke hari. Hanya tinggal 4 kabupaten/kota level 2, mudah-mudahan minggu depan segera di level 1,” ungkap Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa di gedung Negara Grahadi, Jumát (15/10).
Khofifah menyebut, asesmen level Kemenkes merupakan syarat awal yang mempengaruhi penilaian level PPKM yang tertuang pada Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri). Asesmen Kemenkes tersebut, kata dia, menilai enam parameter. Yakni kasus konfirmasi, pasien yang menjalani rawat inap, angka kematian, serta jumlah testing, tracing, dan treatment yang dilakukan secara massif dan terukur.
Sedangkan untuk masuk dalam level 1 PPKM yang tertuang dalam Inmendagri, lanjut Khofifah, tidak hanya cukup memenuhi enam parameter asesmen Kemenkes. Tetapi juga harus memenuhi minimal 70 persen capaian vaksinasi dosis pertama dan minimal 60 persen vaksinasi dosis pertama pada Lansia. Selain itu, terdapat penilaian berbasis aglomerasi, di mana satu daerah level PPKM-nya akan mengikuti daerah aglomerasi lainnya dengan pencapaian kumulatif
Menurut Khofifah, jumlah kabupaten/kota yang masuk level 1 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dari awalnya 1 kabupaten yaitu Lamongan per 8 September 2021 menjadi 34 kabupaten/kota per 13 Oktober 2021.
Ia menyatakan kondisi ini tidak akan terjadi jika tidak ada kesadaran kolektif seluruh elemen untuk bersama-sama segera keluar dari situasi pandemi. “Ini bukan kerja pemerintah provinsi saja, tapi juga TNI/Polri, Pemerintah Kabupaten/Kota beserta Forkompimda, ormas, tenaga kesehatan, tenaga pendidik, guru, dan semua elemen masyarakat tanpa terkecuali,” terangnya.
Namun Khofifah mengimbau kepada masyarakat untuk tidak bereuforia. Ia tidak ingin kelengahan terhadap protokol kesehatan bisa mengakibatkan kasus kembali naik. (ST01)





