SURABAYATODAY.ID, MALANG – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa Khofifah optimis keberadaan Cyber Defense Academy (CDA) Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari Malang akan tumbuh sebagai pusat unggulan bagi pelatihan, penelitian, dan inovasi di bidang pertahanan siber. Ini tidak hanya untuk Jawa Timur, tetapi juga untuk Indonesia dan kawasan Asia Tenggara.
“Kehadiran Cyber Defense Academy (CDA) ini sangat strategis. Menjadi kebutuhan yang sangat mendesak, urgent dan strategis bagi negeri ini termasuk membangun pertahanan digital yang tangguh, serta menciptakan ekosistem keamanan siber dan transformasi digital yang lebih aman di Indonesia dan Jawa Timur. Saat ini kelasnya dengan 28 mahasiwa,” kata Gubernur Khofifah bersama Menteri Ekonomi Kreatif RI Teuku Riefky Harsya saat meninjau CDA KEK Singhasari Malang, Selasa (29/4) siang
Khofifah mengatakan, CDA yang ada di KEK Singhasari ini sebagai akademi siber pertama di Indonesia. Hal ini merupakan bagian dari program strategis untuk memperkuat ketahanan siber nasional sekaligus mencetak talenta keamanan siber unggul.
“Jadi ini proses panjang dengan cita-cita dan konsep yang besar, ketekunan dan kerja keras luar biasa. Maka saya mengkomunikasikan ini kepada Pak Jokowi, Presiden saat itu dan Pak Pratik sebagai Mensesneg,” imbuhnya.
Menurut dia, transformasi digital yang pesat di Indonesia tentunya membawa berbagai manfaat, namun disisi lain juga menghadirkan tantangan keamanan siber yang semakin kompleks. Oleh karena itu CDA akan memberikan penguatan pada para mahasiswanya ada yang dari kampus maupun birokrat.
“Apalagi saat ini,dunia digital berkembang pesat dengan berbagai tantangan yang menyertainya. Menurut Survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Tahun 2024 menyebutkan bahwa tingkat penetrasi internet di Jawa Timur mencapai 81,79 persen, atau sekitar 34 juta masyarakat Jawa Timur sudah terkoneksi dengan internet,” katanya.
Untuk itu, Khofifah menuturkan, keamanan siber menjadi aspek krusial yang harus diperkuat demi melindungi data, infrastruktur, serta ekosistem digital yang semakin kompleks.
Maka, kebutuhan akan tenaga ahli keamanan siber sangat diperlukan untuk melindungi infrastruktur digital nasional, data sensitif, dan ekosistem digital secara keseluruhan. Sehingga hadirnya CDA menjadi angin segar bagi bidang keamanan siber.
“Cyber Defence Academy hadir sebagai bentuk komitmen kuat kita bersama dalam membangun sumber daya manusia (SDM) unggul dan tangguh di bidang pertahanan siber, yakni SDM yang tidak hanya andal dalam teknologi, tetapi juga memiliki integritas dan wawasan kebangsaan yang kokoh,” ungkahnya.
“Program ini merupakan wujud kolaborasi strategis antara Indonesia dan India, melibatkan mitra ahli dari India seperti Acquarii India dan Diaas.in di bawah kepemimpinan Samarjit Acharjee, yang merupakan pakar keamanan siber dengan pengalaman 21 tahun, maka, saya optimis ini akan mencetak talenta-talenta digital siap kerja dengan standar global,” tambahnya.
Selain CDA, Khofifah menyampaikan kalau di KEK Singhasari ada King’s College London (KCL) yang dibuka sejak September 2024. Mereka mempercayakan pembelajaran jarak jauh KCL di KEK Singhasari.
“Kita berharap bahwa apa yang sudah dirintis di tempat ini dan terus dikembangkan akan menjadi mercusuar bagi industri digital IT, tidak hanya animasi tapi secara akademik ada _digital economy_ dan _digital future_ dari King’s College London,” ungkapnya. (ST11)