SURABAYATODAY.ID, SURABAYA –Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersama Kepala Pusbang Aparatur Kemkomdigi Noor Iza melakukan penandatanganan nota kesepakatan antara BPSDM Kementerian Komunikasi Dan Digital (Kemkomdigi). Nota kesepakatan ini tentang pengembangan SDM bidang komunikasi dan digital di Jawa Timur.
“Saya optimis kerjasama yang terjalin meningkatkan kapasitas dan profesionalitas ASN di Provinsi Jawa Timur,” kata Khofifah.
Menurutnya, melalui kerja sama ini diharapkan dapat mendukung terwujudnya Jatim gerbang baru nusantara. Yang ke depannya menjadikan Jawa Timur tidak hanya sebagai gerbang karena letak dan posisi strategis, akan tetapi dapat naik kelas menjadi Orkestrator National Value Chain.
“Tentunya dengan segala keunggulan dan nilai tambah yang bisa kita tawarkan bagi daerah lain,” tambahnya..
Penandatanganan nota kesepakatan ini menjadi bagian dari rangkaian Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan II dan III Tahun 2025. Acara dilaksanakan di gedung Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jatim, Jalan Balongsari Tama Surabaya, Kamis (10/4).
Khofifah mengatakan untuk menjaga kinerja pemerintah di tengah keterbatasan akibat efisiensi dan dampak global yang tidak menentu. “Tantangan semakin berat maka saya mengajak untuk kerja cepat dan pelayanan cepat dituntut lebih maksimal karena berdampak bagi banyak sektor dan kehidupan sosial,” terangnya
Disampaikan, di tengah keterbatasan dibutuhkan pemimpin yang adaptif, inovatif, solutif dan visioner menjadi sangat krusial. Maka, pelatihan yang diikuti 80 orang untuk dua angkatan ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat kapasitas kepemimpinan birokrasi dalam menghadapi tantangan dan peluang pembangunan masa depan.
“Peran besar eselon III untuk terus menguatkan etos kerja yang efektif dan efisien bagi masyarakat. Yakinlah setiap tantangan akan ada peluang,” ujarnya.
Menurutnya, pelayanan yang prima dan profesional di tengah keterbatasan, harus dilakukan. Sebab jika tidak, akan mengakibatkan efek domino bagi optimalisasi pelayanan yang menjadikan birokrasi terasa berbelit dan menyulitkan.
“Selain itu, berimbas di sektor ekonomi yang terhambat, pendapatan pajak menjadi tidak optimal dan berdampak pada kesejahteraan ASN yang sulit ditingkatkan,” tuturnya.
Lebih lanjut, salah satu upaya membantu pemerintah memahami posisi strategisnya dan merancang strategi yang tepat di tengah keterbatasan, Khofifah menambahkan pentingnya menerapkan teori SWOT Analisis untuk mengevaluasi Kekuatan (Strengths), Kelemahan (Weaknesses), Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threats).
“Setiap tantangan yang memberseiringi adalah peluang dan kita punya kekuatan yakni kebersamaan, komitmen, kerja keras dan profesional. Itu kekuatan kita,” tegasnya.
“Sementara kelemahan internal maupun eksternal bersama-sama melakukan proses refleksi utamanya integritas dan komitmen kita,”imbuhnya. (ST11)