SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Command Center 112 adalah salah satu program andalan Pemerintah Kota (Pemkot Surabaya) dalam pelayanan. Melalui layanan yang dikenal dengan CC 112 ini, masyarakat bisa memberikan laporan dan respons cepat akan diberikan oleh atas laporan yang disampaikan.
Namun untuk meningkatkan kualitas pelayanan itu, DPRD Surabaya menilai perlu ada perbaikan sarana dan prasarana CC 112. Sebab, ternyata ada beberapa alat dan perlengkapan kerja dalam kondisi rusak.
Ketua Komisi A DPRD Surabaya Yona Bagus Widyatmoko menyebut ada empat Alat Pemadam Api Ringan (Apar) yang sudah kedaluwarsa. Perlu pengisian ulang Apar tersebut karena sudah terlewat lewat tiga tahun karena tidak diganti sejak 2021.
“Padahal alat itu sebagai standar pengamanan untuk ruangan di gedung itu. Ruang CC 112 ini krusial,” katanya.
Dikatakan, ruangan CC 112 rawan terjadi kebakaran. Karena di ruangan itu ada ratusan computer yang menyala 24 jam nonstop. Untuk penanganan jika terjadi korsleting, maka Apar harus siap dipakai.
“Kami meminta agar hal ini segera ditangani,” kata Yona.
Menurut dia, Apar juga bukan hanya berkaitan dengan keamanan petugas atau personel yang ada di ruang CC 112. Lebih dari itu, personel yang ada di ruangan itu berkaitan erat dengan seluruh warga Surabaya.
“Ini tentang warga Surabaya yang butuh pertolongan darurat yang menghubungi lewat CC 112,” ujarnya.
Anggota Komisi A Tubagus Lukman Amin menambahkan sarana yang perlu ditangani adalah penggantian layar monitor. Dikatakan, ada sekitar 14 layar dari CCTV yang tidak seluruhnya menyala, padahal fungsinya untuk memantau kondisi Kota Surabaya selama 24 jam.
“Tapi ternyata ada yang mati. Ini perlu menjadi perhatian serius. CC112 ini objek vital, menyangkut seluruh warga Surabaya,” paparnya.
Sementara itu, Rio Pattiselano, anggota Komisi A lainnya, menyebut bahwa sistem CC 112 juga harus dibenahi. Karena menurutnya selama ini warga melapor ke 112 butuh waktu.
“Memang mereka mengatakan untuk respons time 7 menit, tetapi itu setelah telepon diangkat. Untuk masuk ke telepon dan ditanggapi petugas ini butuh waktu yang lama,” ujarnya.
Kemampuan personel juga menjadi sorotan. Dia meminta agar personel memiliki kemampuan psikologis dan medis dasar. Saat ada pelapor dalam kondisi panik, mereka bisa memberikan ketenangan.
“Ketika ada panggilan medis darurat, sambil menunggu petugas datang bisa memberikan saran masukan untuk pelapor,” tambahnya. (ADV-ST01)





