SURABAYATODAY.ID, BATU – Calon Wali Kota Batu nomor urut 3, Krisdayanti, mengungkapkan rasa haru dan bangganya atas kehadiran Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 3, Tri Rismaharini, dalam acara Temu Budaya di Songgoriti yang berakhir pada Sabtu (26/11) dini hari.
Dalam acara itu juga hadir Dewanti Rumpoko (Wali Kota Batu periode 2017-2022), Krisdayanti (calon Wali Kota Batu), Sri Untari Bisowarno (Sekretaris DPD PDIP Jatim), dan Agung Shinta (mantan anggota DPRD Jatim).
Sebagai seorang diva Indonesia, Krisdayanti merasa tersanjung dapat bertemu langsung dengan tiga sosok Srikandi PDI Perjuangan, khususnya mantan Wali Kota Surabaya dua periode dan Menteri Sosial periode 2020-2024.
“Terima kasih sudah hadir, Ibu kita bersama, teladan saya, dan ibu rakyat Jawa Timur,” ungkap perempuan yang akrab disapa KD ini.
“Maturnuwun Ibu Risma, maturnuwun Ibu Untari, maturnuwun Ibu Dewanti, tokoh-tokoh Srikandi yang mengharumkan nama Jawa Timur. Semoga kita semua diberikan keselamatan,” lanjutnya.
Dalam kesempatan tersebut, KD mengajak para budayawan dan tokoh masyarakat yang hadir untuk memberikan dukungan kepada Tri Rismaharini sebagai pemimpin Jawa Timur dan dirinya sebagai pemimpin Kota Batu.
“Bersama-sama, mari kita berdoa dan berharap masa depan cerah di tangan Ibu Risma, dan semoga saya bisa mengikuti jejaknya,” ujar KD.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk bersatu dalam menyongsong pemilihan yang akan datang. “Seperti menghitung hari, 21 hari lagi. Ayo kita satu tarikan napas untuk coblos nomor tiga, sing ayu kabeh (yang cantik semua),” tambahnya.
Sementara itu, Tri Rismaharini menyampaikan pesan kepada masyarakat agar senantiasa mengingatkan dirinya tentang tugas dan tanggung jawabnya jika kelak terpilih sebagai Gubernur Jawa Timur.
“Kalau Gusti Allah mengizinkan, ingatkan saya akan tugas saya sebagai pemimpin,” kata Risma, mengenang dedikasinya selama menjabat sebagai Wali Kota Surabaya dan Menteri Sosial.
Risma pun berbagi kisah tentang bagaimana ia sering lupa akan statusnya sebagai pejabat ketika terjun langsung ke lapangan.
“Kadang lupa, seperti saat di jalan tol yang macet, saya pernah naik ke jembatan tinggi dan lupa saya Wali Kota,” kenangnya sambil tersenyum.
“Saya cuma mengikuti kehendak-Nya, manut dalane Gusti,” cetusnya. (ST01)