SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Lift sisi utara Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Jalan Pemuda Surabaya mengalami kebakaran, Sabtu (5/10) lalu. Peristiwa ini awalnya diduga karena korsleting listrik. Namun belakangan ada indikasi bahwa lift sengaja dibakar.
Indikasi ini disampaikan oleh PT Warna Warni Media sebagai pengelola JPO tersebut. Hal ini berdasarkan rekaman CCTV dan diamankannya satu anak di bawah umur yang diduga sebagai pelaku pembakaran.
Humas PT Warna Warni Dinas Aisyah mengatakan pihaknya telah melakukan investigasi yang berasal dari rekaman CCTV. Dari rekaman itu diketahui ada anak melakukan tindakan merusak panel kontrol lift, mengganjal pintu lift, dan membakar kertas bungkus rokok di dalam panel.
“Anak itu sudah kami amankan dan kita serahkan ke Polsek Genteng,” katanya, Selasa (8/10).
Ia menceritakan, pasca kejadian kebakaran sekitar pukul 06.00 WIB, pihaknya melakukan investigasi. Dari situ diketahui ada anak yang diduga melakukan pembakaran.
Ternyata, pada malam di hari yang sama sekitar pukul 20.48 WIB, anak tersebut kembali kelihatan di sekitar kawasan JPO. Diduga ia berupaya untuk membakar lift JPO satunya yang berada di sisi selatan. Karena sebelumnya ada temuan, di lift sisi selatan sudah ada bungkus rokok terbakar, tetapi lift tidak terbakar.
“Karena anak ini sudah teridentifikasi CCTV, tim sekuriti kami kemudian mengamankannya,” ujar Dinar.
Ia menjelaskan dari anak tersebut diamankan rokok, tiga kartu ATM platinum, dan Kartu Keluarga. Menurutnya, ada keanehan pada kartu ATM tersebut, sebab anak tersebut masih di bawah umur namun membawa tiga kartu ATM.
“Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia, pembukaan rekening bank memerlukan KTP, yang tidak dimiliki anak di bawah umur. Ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana dia bisa memiliki kartu-kartu tersebut, dan kami menduga ada pihak dewasa yang terlibat (menyuruh anak tersebu),” lanjut Dinar.
Sebagai tindakan lebih lanjut, PT Warna Warni Media telah menyerahkan anak tersebut ke Polsek Genteng. Saat ini, polisi sedang menyelidiki kasus ini dan mencari aktor intelektual di balik tindakan tersebut. Dinar berharap pihak kepolisian dapat mengungkap pelaku yang memanfaatkan anak di bawah umur untuk aksi ini.
Dinar menekankan bahwa insiden ini sangat disayangkan, mengingat fasilitas JPO dan lift dirancang untuk kenyamanan masyarakat, terutama bagi penyandang disabilitas, lansia, dan ibu hamil.
“Lift JPO dibangun untuk keamanan dan kenyamanan publik, tetapi malah dirusak,” tegasnya. (ST01)