SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Tri Rismaharini menghadiri undangan Pondok Pesantren Hidayatullah, Jalan Kejawan Putih Tambak, Surabaya, Selasa (1/10). Pada pertemuan itu, membahas seputar pendidikan pesantren dan kesejahteraan para guru.
Dalam kesempatan tersebut, calon gubernur Jawa Timur nomor urut 3 itu berbagi pengalaman tentang bagaimana ia menangani berbagai tantangan pendidikan selama menjabat sebagai wali kota Surabaya.
“Pendidikan memegang peranan kunci. Keberhasilan suatu bangsa bisa dilihat dari sejauh mana anak-anaknya mendapat akses pendidikan yang baik,” ujar Risma.
Ia menekankan pentingnya menciptakan kesempatan belajar yang merata, baik di sekolah umum maupun pesantren. Menurut dia, masalah paling mendasar dari pondok pesantren adalah keuangan. Sebab, mereka menanggung biaya operasional tanpa bantuan pemerintah.
Dari sisi finansial, sebut Risma, mereka banyak keterbatasan karena harus menanggung biaya operasional sendiri, membayari gurunya, ustaz, ustazahnya.
“Tidak murah biaya pendidikan itu,” tutur menteri sosial RI periode 2020-2024 ini.
Bagi Risma, perhatian harus diwujudkan dalam politik anggaran nantinya. Saat ini, dia sedang menghitung anggaran yang diperlukan.
Risma menegaskan tak ada persoalan untuk mempersiapkan hal itu. Karena saat menjadi wali kota Surabaya, alokasi pendidikan di APBD mencapai kisaran 32 persen.
Ketua Badan Pengurus Pesantren Hidayatullah Surabaya, Ustaz Syamsuddin, menyambut baik kehadiran Risma. Ia mengungkapkan bahwa Risma bukanlah sosok asing di kalangan warga Hidayatullah.
“Kami masih ingat, Bu Risma pernah ke sini, Subuh. Kehadirannya benar-benar mengejutkan kami,” ujar Syamsuddin.
Dia menambahkan bahwa Risma sudah dianggap sebagai orangtua oleh warga Hidayatullah. Sebagai pemimpin, tutur Syamsuddin, Risma tidak hanya memberikan perhatian kepada pembangunan kota, tetapi juga kepada pendidikan pesantren dan kesejahteraan kami.
“Kami sangat berterima kasih atas kepeduliannya selama ini,” tambahnya. (ST01)





