SURABAYATODAY.ID, SURABAYA – Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKPCKTR) Pemkot Surabaya mengadakan survei lapangan untuk sayembara desain kawasan eks Taman Hiburan Rakyat (THR) dan Taman Remaja Surabaya (TRS), Selasa (9/7). Kegiatan disambut antusias para peserta. Ada 200 tim yang ikut, di mana satu tim beranggotakan sekitar empat orang.
Kepala Bidang Bangunan dan Gedung (DPRKPCKTR) Surabaya, Iman Krestian mengatakan, peserta sayembara desain sangat antusias. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya peserta yang mendaftar, serta keterlibatan peserta dari luar kota, seperti Kalimantan dan Jakarta.
“Jumlah peserta yang ikut diluar ekspektasi, yang mendaftar ada 200 tim. Kemungkinan ada sekitar 800 orang yang terlibat. Jumlah peserta masih bisa bertambah sampai nanti batas pengumpulan karya,” kata Iman.
Ia menjelaskan, para peserta dibebaskan menuangkan ide dan kreativitas dalam pembuatan desain masterplan eks kawasan THR dan TRS. “Harapan kita ada masukan terkait kemudahan realisasi dan aktivitas baru yang menarik investor,” papar dia.
Ia merinci, dalam sayembara tersebut para peserta diminta membuat desain untuk keseluruhan kawasan yang akan dibagi menjadi empat blok. Pertama adalah bagunan Hi-Tech Mal.
“Saat ini hanya setengah yang digunakan oleh pedagang dari keseluruhan bangunan, di lantai satu saja. Harapannya para peserta bisa membuat desain supaya ada kegiatan baru yang dihadirkan di Hi-Tech Mal,” kata Iman.
Kedua adalah blok eks kawasan TRS yang rencananya akan dibuat sebagai tempat exhibition outdoor. Lalu, ketiga ialah blok kolam renang yang berada dibelakang eks kawasan TRS.
“Keempat merupakan blok eks kawasan THR yang akan dibuat sebagai multifuntion hall untuk sport dan entertaiment. Di sini nanti yang Pak Wali ingin menjadi tempat konser bertaraf internasional,” paparnya.
Meski demikian, Iman berharap hasil desain dari para peserta nantinya menghadirkan nuansa THR dan TRS tempo dulu. “Tapi tetap kekinian dan diadaptasi dengan kebutuhan generasi saat ini,” tambahnya.
Sementara itu, salah satu juri sayembara desain, Retno Hastijanti mengungkapkan bahwa penjurian akan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah kelengkapan administrasi dan tahap kedua adalah ide dari desain yang dibuat.
“Penjurian juga mengacu pada kebutuhan Kota Surabaya saat ini dan kemudahan ter-realisasinya bangunan. Karena, desain bukan dibuat dilahan yang kosong tapi sudah terbentuk lingkungan di sana, setiap lingkungan punya potensi masing-masing,” katanya.
Retno menambahkan, penilaian atau penjurian juga akan melihat keterkaitan desain dengan Kota Lama Surabaya yang berawal dari pusat perdangangan.
“Kota Lama di Surabaya berbeda dengan Semarang atau Jakarta yang merupakan pusat pemerintahan. Kalau di Surabaya adalah pusat perdangan, tempat pameran atau industri yang dipadukan dengan hiburan rakyat. Bagaimana keterkaitan ini juga akan kita lihat,” imbuhnya. (ST01)





